Model neo-retro terpopuler Yamaha, XSR155, akan memulai debutnya di Indonesia pada tahun 2023. Yamaha XSR155 telah memantapkan dirinya sebagai salah satu model yang paling dicari di kelas perpindahan kecil premium Yamaha di pasar Asia. Ini menggabungkan kegunaan penumpang dengan ketampanan dan kehadiran jalan dari anggota keluarga XSR yang lebih besar.
Itu XSR155 Ini sebagian besar mempertahankan teknologi dan kinerjanya untuk model tahun 2023, tetapi mendapat lapisan cat baru untuk sentuhan daya tarik kosmetik. Khusus untuk XSR155, Yamaha telah memperkenalkan empat warna baru: Metallic Red Authentic, Light Blue Wanderlust, Metallic Black Elegance, dan Matte Silver Premium. Skema warna perak dan hitam tidak menampilkan grafis apa pun, melainkan menampilkan lambang Yamaha di tangki bahan bakar, sedangkan skema warna biru dan merah dihiasi dengan stiker baru.
Sasis XSR155 dilengkapi dengan garpu depan terbalik, rem cakram depan dan belakang, serta monoshock belakang dengan penyetelan beban awal. Bodywork umum XSR155 tetap tidak berubah dan menampilkan lampu depan melingkar, konsol offset, penutup tangki bahan bakar yang ramping, sadel single-piece, tuck-and-roll, dan bagian ekor bergaya retro. Di sisi performa, mesin Yamaha 155cc, berpendingin cairan, injeksi bahan bakar, satu silinder dicoba dan diuji. Sporting VVA, atau Variable Valve Actuation, mesin ini sangat hemat bahan bakar, sekaligus memompa tenaga dan torsi senilai 19 tenaga kuda dan 10,3 lb-ft.
Pelengkap yang cukup mengesankan Teknologi Paket termasuk pod instrumen digital dan pencahayaan LED di sekelilingnya. Peluncuran XSR155 baru di Indonesia menunjukkan bahwa motor ini akan segera merambah ke wilayah lain di Asia, seperti Malaysia dan Filipina, di mana penawaran neo-retro entry-level Yamaha menikmati banyak kesuksesan. Sementara itu di Eropa, XSR125 yang hampir identik terbukti populer di kalangan pengendara pemula berkat harganya yang terjangkau, performa, dan gaya yang memukau.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters