Inkubator startup Telkom Indonesia Indigo dan unit hiburan digital Nuan Digital Indonesia sepakat berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan untuk mempercepat pengembangan industri olahraga tanah air.
Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani Indigo, Noon dan Direktorat Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Pengembangan Ekspor Nasional, ketiga perusahaan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, kualitas, dan daya saing para pelaku olahraga Indonesia.
Indigo Telkom akan menginkubasi startup dan pengembang game dengan memberikan pendanaan, pendampingan, bimbingan, fasilitas, dan akses permodalan. Nuon akan membantu startup game mempromosikan produk dan profil melalui platform Ina Digi Ekspor. Hal ini juga akan membantu mempromosikan industri olahraga Indonesia di luar negeri melalui kantor perwakilan Kementerian Perdagangan.
“Melalui kerja sama dengan Indigo dan Kementerian Perdagangan, kami berharap dapat meningkatkan kapabilitas studio game di Indonesia agar tidak hanya menjangkau pasar lokal, tetapi juga memasuki pasar regional dan global,” kata Direktur Utama Nuon Aris Sudevo. “Mudah-mudahan. Rencana kerja yang sudah disusun bisa kita laksanakan dan dipermudah.
Menurut data Fortune Business Insight, nilai pasar game global diproyeksikan tumbuh 12,9% per tahun hingga mencapai US$281,7 miliar pada tahun 2023, dan diproyeksikan mencapai US$665 miliar pada tahun 2030.
Laporan terbaru dari firma riset pasar Niko Partners menunjukkan bahwa game PC dan seluler memiliki target mencapai US$5,8 miliar pada tahun 2023 di grup “SEA-6” (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam), bersama dengan seluler bermain game. 66% dari jumlah itu.
Dari jumlah tersebut, Indonesia dan Thailand bersama-sama menyumbang 46% dari belanja olahraga konsumen, sementara pangsa olahragawan gabungan Indonesia dan Vietnam adalah 66%. Indonesia juga merupakan pasar game dengan pertumbuhan tercepat dengan peningkatan pendapatan game sebesar 9,9% dari tahun ke tahun.
Sementara itu, Telkom melaporkan sebanyak 256 game dikembangkan oleh developer Indonesia hingga bulan ini, menjadikannya kontributor game platform Steam terbesar di Asia Tenggara.
DD Sumedi, Chief Officer PEN Kementerian Perdagangan, mengatakan industri game perlu inovatif dan beradaptasi dengan kondisi pasar. “Kita harus menawarkan sesuatu yang tidak dimiliki negara lain. Misalnya saja dengan membawa banyak cerita kearifan lokal kita.”
Lebih banyak artikel yang mungkin Anda minati…
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters