“Seperti apa rasanya daging manusia?” Pernahkah pertanyaan ini terlintas di benak Anda? Sementara film-film seperti ‘Silence of the Lambs’, ‘Bones and All’ dan ‘Amis’ yang mendapat pujian kritis dari India menggali berbagai lapisan dan aspek kanibalisme, seorang blogger perjalanan telah menemukan seperti apa rasanya daging manusia langsung dari mulut kuda. – Itu adalah mulut suku kanibal.
Travel vlogger Dheeraj Meena baru-baru ini membagikan video pengalamannya bersama suku Korowai di Papua Barat, Indonesia. Meena berkata dalam video tersebut: “Saya menghabiskan tiga malam bersama masyarakat Korowai dan itu adalah salah satu pengalaman terindah dalam hidup saya. Mereka adalah orang-orang baik.”
Suku-suku ini diyakini telah melakukan kanibalisme sejak lama. Namun dalam video tersebut, Meena mengklarifikasi bahwa masyarakat Korowai sudah tidak lagi memakan daging manusia.
Meena mewawancarai seorang anggota suku yang sudah lanjut usia, yang mengatakan bahwa suku tersebut akan memakan daging manusia, namun hanya musuhnya yang akan menculik dan menyiksa wanita mereka. Dia berkata: “Daging manusia rasanya seperti daging babi. Enak, tapi sekarang kami tidak memakannya.”
Ini bukan pertama kalinya orang Koroi difoto. Blogger dari seluruh dunia mengunjungi suku ini dari waktu ke waktu. Setahun yang lalu, vlogger Amerika Drew ‘Blinsky’ Goldberg mengunjungi suku tersebut. Pulau ini memiliki dua ‘saudara suku’ – Mamuna dan Korowai – namun hanya suku terakhir yang merupakan “pemakan manusia”, jelasnya dalam videonya. Wawancaranya dengan seorang anggota suku Mamuna membenarkan deskripsi Meena tentang Korowai sebagai “memakan orang hanya sebagai hukuman atas penculikan atau penyiksaan”.
Wawancara National Geographic dengan suku Korowai pada tahun 2011 menunjukkan salah satu anggota suku tersebut benar-benar memakan daging manusia. “Hanya aku dan yang lebih tua yang makan daging manusia, yang lebih muda tidak.” Anggota lain berkata: “Saya pernah mencicipi daging manusia. Rasanya seperti daging babi.” Anggota suku lainnya mengatakan dia “memakan dua pria”.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters