Operator Indonesia TransNusa (8B, Kupang) akan meluncurkan rute internasional pertamanya pada pertengahan April. Ini akan meluncurkan penerbangan internasional Jakarta Soekarno-Hatta – Kuala Lumpur pada 14 April, diikuti oleh layanan terjadwal antara bandara Malaysia lainnya, termasuk Jakarta dan Johor Bahru.
Maskapai ini mengoperasikan tiga A320-200 dan satu A320-200N di sektor ini dan mengoperasikan penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur dua kali sehari. Ketua grup Transnoosa Bernard Francis mengatakan kepada media lokal bahwa layanan tersebut akan membantu memenuhi permintaan penumpang yang tinggi di rute tersebut. Lalu lintas pasangan Indonesia-Malaysia sangat condong ke orang Indonesia yang mengunjungi Malaysia untuk tujuan bisnis, pariwisata, dan pendidikan.
Berdasarkan kemampuan ch-flight Menurut data, tujuh angkutan penumpang berjadwal sudah melayani rute tersebut. Pangsa pasar terbesar adalah Malaysia Airlines (23,4%), diikuti oleh Batik Air Malaysia (21,98%), Indonesia AirAsia (19,48%), AirAsia (12,98%), Batik Air (11,69%), Garuda Indonesia (5,84%), dan Citilink (4,64%). Secara total, maskapai menawarkan hampir 39.000 kursi per minggu untuk pasangan kota.
TransNusa telah menerima persetujuan yang diperlukan dari otoritas Indonesia dan Malaysia untuk penerbangan ke Kuala Lumpur, dan Bernard mengatakan telah menjual 800 tiket dalam lima hari sejak 17 Maret. Dia menambahkan: “Untuk saat ini, kami akan tetap berpegang pada KLIA. Tetapi karena semua orang tertarik dengan Kuala Lumpur Subang, kami akan berusaha memenuhi permintaan dan pada akhir tahun ini penerbangan kami akan berangkat dari Subang. Kami sudah mendiskusikan peluang . Terbang dari Jakarta ke Johor Bahru. Sabah akan menjajaki peluang. Bepergian dan bertemu Pariwisata Sarawak. Ini pasar greenfield, tidak banyak penerbangan langsung.”
Menurut laporan, penerbangan Johor Bahru telah diberi lampu hijau oleh otoritas Malaysia tetapi sedang menunggu persetujuan akhir dari mitranya di Indonesia.
Selain empat pesawat Airbus narrowbody yang saat ini ada di armada, TransNusa mengoperasikan satu ARJ21-700. Bernard tidak mengesampingkan penggunaan pesawat buatan China pada rute masa depan ke Malaysia sesuai permintaan. Dia mengatakan, hingga akhir tahun ini, Airbus berharap bisa membangun armadanya menjadi enam pesawat dan armada COMAC menjadi tiga.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters