November 14, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

‘Tradisi yang layak dilindungi’: Barongsai dihidupkan kembali di Indonesia setelah puluhan tahun dilarang

‘Tradisi yang layak dilindungi’: Barongsai dihidupkan kembali di Indonesia setelah puluhan tahun dilarang

Meski demikian, antusiasme masyarakat Tionghoa terlihat jelas, kenang Adi.

“Awalnya, merekrut orang itu mudah. Antusiasme masyarakat sangat tinggi. Ada banyak penari Tionghoa di grup saya. Satu per satu (anggota Tionghoa) keluar karena mereka menikah dan punya pekerjaan,” kata Adi, yang menggunakan satu nama.

“Sekarang sulit (meyakinkan orang untuk bergabung). Di grup saya, kami tidak memiliki banyak pemain baru setiap tahunnya,” lanjut Adi, seraya menambahkan bahwa semua rekrutan baru ini bukan orang Tionghoa.

Daya tarik universal

Guntur Santoso, salah satu pendiri Sanggar Naga Merah Putih, memperkirakan 80 hingga 90 persen anggota rombongan barongsai di Indonesia bukan keturunan Tionghoa.

“Orang Tionghoa sibuk bekerja atau pergi ke sekolah. Dengan demikian, kesempatan mereka untuk berlatih dan tampil menjadi terbatas,” ujarnya kepada CNA.

Namun Santoso berpendapat bahwa fakta ini tidak buruk bagi bentuk seni. Hal ini karena berarti mereka yang berada di lapangan lebih terlibat untuk memastikan keberhasilannya.

“Kami memiliki penari singa yang bersaing dan memenangkan acara internasional. Ini hanya akan terjadi jika ada orang yang bekerja keras, yang belajar, yang tidak melihatnya sebagai hobi, tetapi berkomitmen untuk berlatih,” ujarnya.

READ  Hari Batik Nasional Indonesia diperingati di Jakarta, Xinhua