Harapannya adalah terciptanya pembangkit yang mudah dan terjangkau untuk memasok listrik ke pelosok Indonesia.
Jakarta (Andara) – Tingkat elektrifikasi Indonesia telah mencapai 99,4 persen pada semester pertama tahun 2021, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESTM).
“Tingkat elektrifikasi sekarang sudah mencapai 99,4 persen. Tahun depan kita targetkan listrik 100 persen di semua rumah,” kata Menteri ESTM Arifin Tasrif di acara Suprado Awards 2021, Selasa.
Pertumbuhan infrastruktur listrik, minyak dan gas terus mempercepat resesi energi dan mencapai kedaulatan, katanya.
Kementerian telah meningkatkan pengolahan dan pemurnian mineral dan batubara.
Selain menyelesaikan tarif elektrifikasi, ada dua skema lain yang akan diprioritaskan pemerintah yakni tarif desa berlistrik dan kualitas pelayanan, katanya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan listrik negara telah menyiapkan beberapa strategi bekerja sama dengan PT PLN, kata Dasreeb.
Strateginya disesuaikan dengan kajian lapangan dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah, ujarnya.
Berita Terkait: PLN Kaltim Listrikkan Pantai Ambalat, Sumbang Rp560 Juta
Strategi tersebut antara lain melaksanakan perluasan jaringan atau perluasan tahap dengan menghubungkan desa atau keluarga yang berdekatan dengan tahap PLN, kata menteri. Pada 2021, 24 desa ditargetkan untuk perluasan jaringan, tambahnya.
Ia juga mengatakan, tahap kecil yang melibatkan pembangkit berbasis energi terbarukan lokal akan dikembangkan tahun ini untuk desa-desa yang sulit dijangkau 37 desa.
Dia mengatakan pembangkit energi baru terbarukan, stasiun pengisian daya (SPEL) dan perangkat distribusi tenaga listrik (APDAL) akan dibangun untuk melayani masyarakat di daerah terpencil.
Dia mengatakan setidaknya 20.711 unit atau pipa listrik akan diberikan ke 285 desa pada tahun 2021, dan alokasinya akan didukung oleh APBN tahun ini. PLN akan mendanai SPEL, lanjutnya.
Strategi lain yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan elektrifikasi adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pengembangan sumber listrik pedesaan, kata Tasrif.
Harapannya adalah terciptanya pembangkit yang mudah dan terjangkau untuk memasok listrik ke pelosok Indonesia.
Berita Terkait: Listrik tersedia untuk 10 desa terpencil di Nusa Tenggara Timur
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters