JAKARTA – Aplikasi media sosial TikTok menangguhkan layanan belanja online di Indonesia untuk mematuhi aturan baru di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Langkah tersebut akan berlaku mulai pukul 17.00 waktu Jakarta (10.00 GMT).
Pemerintah negara tersebut mengatakan peraturan tersebut akan membantu melindungi pengecer fisik dan online lokal.
Indonesia menjadi negara pertama yang menguji coba layanan e-commerce aplikasi ini pada tahun 2021 dan menjadi salah satu pasar terbesar TikTok Shop.
Pekan lalu, Indonesia mengumumkan peraturan yang memaksa TikTok untuk memisahkan fitur belanjanya dari layanan berbagi video populer di negara tersebut.
Saat mengumumkan langkah-langkah tersebut, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan mengatakan: “Saat ini, e-commerce tidak bisa menjadi media sosial. Ini terpecah belah.”
Dia mengatakan di platform media sosial bahwa dia harus mematuhi aturan baru atau dia akan kehilangan izin untuk beroperasi di negara tersebut.
Pengumuman ini muncul setelah Presiden Indonesia Joko Widodo bulan lalu mengatakan: “Kita harus hati-hati dengan e-commerce. Bagus sekali kalau ada regulasi, tapi kalau tidak ada regulasi, jelek.”
“Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan setempat adalah prioritas kami,” kata TikTok dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.
Oleh karena itu, kami tidak lagi memfasilitasi transaksi e-commerce di TikTok Shop Indonesia, tambahnya.
Penjualan ritel online di Indonesia melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Menurut bank sentral negara tersebut, nilai penjualan e-commerce akan mencapai 689 triliun rupiah ($44 miliar; £36,5 miliar) antara tahun 2018 dan tahun depan.
TikTok Shop telah meningkatkan pangsa pasarnya sejak diluncurkan dua tahun lalu di pasar belanja online Indonesia yang didominasi oleh platform seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada.
Ada 125 juta pengguna TikTok di negara berpenduduk lebih dari 278 juta orang. Ini memiliki 6 juta penjual dan jutaan pembuat konten yang menghasilkan uang menggunakan TikTok Shop untuk mempromosikan produk mereka.
Pada bulan Juni, CEO perusahaan tersebut, Sho Ji Siew, mengunjungi Indonesia dan berjanji untuk berinvestasi miliaran dolar di wilayah tersebut selama tiga hingga lima tahun ke depan.
Pertumbuhan pengecer online berdampak besar pada pemilik usaha seperti Sukmamalinga, yang telah memiliki toko yang menjual pakaian muslim seperti kaftan di pasar Tanah Abang Jakarta selama sembilan tahun.
“Tidak ada pelanggan saya dari daerah di Indonesia yang membeli, padahal saya sering mengirimkan foto baju model baru,” ujarnya kepada BBC News Indonesia.
Statistik pemerintah menunjukkan bahwa terdapat lebih dari 64 juta usaha kecil, yang dikenal sebagai usaha mikro, kecil dan menengah, yang mencakup hampir dua pertiga perekonomian Indonesia.
Peraturan baru ini merupakan kemunduran lain bagi TikTok, yang telah mendapat sorotan di AS, UE, dan Inggris, di mana parlemen telah melarang aplikasi tersebut dari jaringannya karena masalah keamanan. – BBC
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters