Jakarta: Surplus perdagangan Indonesia pada Desember turun menjadi $1,02 miliar, level terendah dalam 20 bulan, karena ekspor turun dan impor mencapai rekor tertinggi, menurut data resmi yang dirilis pada Senin (17 Januari).
Ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu melaporkan surplus perdagangan setiap bulannya sejak Mei 2020, seiring melonjaknya ekspor komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, tembaga, timah, baja, dan karet, sehingga menekan permintaan lokal terhadap virus corona.
Surplus Desember adalah sepertiga dari $3,13 miliar yang diperkirakan oleh para ekonom oleh Reuters, dan jauh lebih rendah dari $3,51 miliar yang dicatat pada November.
Impor Desember mencapai $21,36 miliar, naik 47,93 persen tahun-ke-tahun, mengalahkan perkiraan referendum untuk pertumbuhan 39,40 persen.
“Ini menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi membaik … termasuk konsumsi,” kata Kepala Statistik Indonesia Marco Yuno dalam konferensi pers.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor adalah 35,30 persen tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan pertumbuhan 40,40 persen yang diharapkan oleh referendum, karena ekspor batu bara ke China turun karena Beijing meningkatkan produksi bahan bakar domestik.
Total ekspor negara kaya sumber daya itu pada Desember senilai US$22,38 miliar, rekor data bulanan tertinggi kedua sejak November sebesar US$22,84 miliar.
Para ekonom telah memperingatkan bahwa larangan ekspor batu bara, jika diterapkan mulai 1 Januari untuk mencegah pemadaman listrik domestik, dapat menyebabkan defisit perdagangan di Indonesia. Ekspor batu bara mencapai 14 persen dari total ekspor Indonesia.
Larangan tersebut telah dilonggarkan untuk penambang besar yang memenuhi kebutuhan penjualan domestik, tetapi masih mempengaruhi penambang kecil yang menghasilkan hingga 40 persen dari PDB Indonesia.
Sepanjang tahun 2021, ekspor Indonesia mencapai puncaknya sebesar $231,54 miliar, sedangkan impor mencapai $196,2 miliar.
Surplus perdagangan 2021 adalah $ 35,34 miliar, terbesar sejak 2007.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters