29 April (Terbarukan sekarang) – Pengusaha Jepang Sumitomo Corp (TYO: 8053) mengatakan telah setuju untuk meningkatkan kepemilikannya di proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi Muara Laboh di Indonesia menjadi 50%. Engie SA (EPA: ENGI) dari Prancis.
Saat ini, kepemilikan pabrik Muara Laboh di Sumatera Barat dibagi antara Sumitomo (35%), Engie (35%), pengembang pembangkit listrik swasta Indonesia PT Supreme Energy dan perusahaan minyak Jepang INPEX Corporation (TYO: 1605). ) PT Supreme Energy dan INPEX memiliki 30% saham tidak langsung dalam usaha patungan tersebut.
Setelah menyelesaikan transaksi, Engie tidak lagi memiliki saham dalam program tersebut. Menurut pedagang Jepang, Sumitomo akan mengakuisisi 15% sisanya, sedangkan INPEX akan mengakuisisi 20% sisanya langsung dari Engie.
Sumitomo mengharapkan untuk menyelesaikan transaksi pada tahun 2022 setelah syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian terpenuhi.
Muara Laboh merupakan proyek dua tahap. Tahap 1 85 megawatt telah beroperasi sejak Desember 2019, sedangkan tahap 2 sedang dalam pembangunan. Sumitomo, yang mengatakan ingin lebih terlibat dalam proyek, mengharapkan Tahap 2 membawa tambahan kapasitas hingga 140 MW dan beroperasi pada tahun 2025.
Kompleks panas bumi ini beroperasi berdasarkan perjanjian jual beli listrik selama 30 tahun dengan PT PLN.
Bergabunglah dengan buletin harian gratis dari Renewables Now!
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters