Putri Sukarno, bapak pendiri dan presiden pertama Indonesia, pindah dari Islam ke Hindu pada hari Selasa, sebuah langkah yang tidak biasa di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia.
Sukmavathi Sukarnoputri, 69, masuk agama Hindu dalam sebuah upacara yang disebut ‘Sudhi Vathani’. Upacara berlangsung di Kawasan Warisan Sukarno Center, dinamai ayahnya, yang terletak di Kabupaten Phuleleng di Bali.
Menurut laporan media, nenek Polandia Sukmawati, Ida Ayu Neoman Roy Srimpen, memainkan peran utama dalam mempengaruhi keputusannya untuk memeluk agama Hindu. Dapat dikatakan bahwa agama utama Bali adalah agama Hindu, namun sangat berbeda dengan agama Hindu yang dianut di India.
Menginformasikan kepada pers tentang keputusan Sukmawati untuk masuk agama Hindu, pengacaranya mengatakan bahwa dia memiliki pengetahuan rinci tentang semua ajaran dan ritual agama Hindu.
Seorang teman dekat Sukmawati mengatakan kepada South China Morning Post bahwa kerabatnya telah memberkati dia dengan pertobatan. Temannya menggambarkan pertobatannya sebagai “pertunjukan keberanian” dan contoh cemerlang dari “toleransi beragama” keluarga Sukarno.
Baca selengkapnya | Wanita Indonesia kuno menciptakan kembali pandangan tentang penyebaran manusia purba
Sukmavati menceritakan bahwa dia telah tertarik pada agama Hindu selama 20 tahun terakhir dan telah mengunjungi kuil-kuil besar di Bali dan membaca epos India terbaik seperti Ramayana dan Mahabharata.
Sukmawati aktif dalam politik negaranya dan termasuk dalam keluarga Sukarno yang berpengaruh dan dihormati. Orang tuanya memainkan peran kunci dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari pemerintahan kolonial Belanda. Setelah negara memproklamasikan kemerdekaan pada tahun 1945, ayahnya Sukarno menjadi presiden pertama dan menjabat selama 22 tahun sampai dia disingkirkan pada tahun 1967.
Kakak perempuan Sukmawati, Megawati Sukarnobutri, adalah presiden kelima Indonesia, saat ia mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI), yang telah mengikuti beberapa pemilihan nasional.
Menariknya, pada tahun 2018, dia menyebut dirinya sebagai “Muslim yang bangga” setelah dia mengeluh kepada polisi tentang dihina karena membaca puisi di sebuah acara mode di mana kelompok Islam konservatif diduga menghina jilbab dan menyerukan doa.
Baca selengkapnya | Verifikasi: Berhala Hindu berusia 5.000 tahun yang ditemukan di lepas pantai Indonesia bukan
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters