Sedikitnya 14 orang tewas dan lebih dari selusin lainnya cedera ketika sebuah bus yang membawa turis domestik bertabrakan dengan papan reklame Senin pagi di provinsi Jawa Timur, Indonesia, kata polisi.
Bus yang membawa 31 penumpang, pengemudi dan awak, bertabrakan dengan tiang dan kemudian terbalik di pintu tol yang menghubungkan Mojogerto dengan Surabaya, kota kedua di negara itu.
Para korban berasal dari desa Benovo, dekat Surabaya, dan kembali ke rumah selama akhir pekan yang panjang di Dataran Tinggi Diang, tujuan liburan populer sekitar 400 kilometer dari Jawa Tengah, pejabat setempat Ridwan Mubarun mengatakan kepada stasiun televisi Indonesia Metro TV.
“Empat belas orang tewas dan 19 orang mengalami luka ringan dan berat,” kata Kapolsek Mojokerto Robik Ripto kepada wartawan, Senin, bahwa pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu.
Sebelumnya, juru bicara Polda Jawa Timur mengatakan pengemudi bersalah atas kecelakaan itu.
“Kecelakaan itu disebabkan oleh human error dan pengemudi lelah atau lelah,” kata Tirmano kepada Metro TV.
Baik cuaca dan lalu lintas lancar ketika kecelakaan itu terjadi Senin pagi, kata laporan polisi.
Polisi mengatakan pengemudi selamat dan dirawat di rumah sakit dengan luka-luka.
Kecelakaan lalu lintas yang berbahaya sering terjadi di Indonesia, di mana kendaraan sering ketinggalan zaman atau tidak dirawat dengan baik dan aturan jalan sering diabaikan.
Bulan lalu, 16 orang tewas ketika sebuah truk yang membawa penambang bertabrakan dengan tebing di provinsi Papua barat, kata polisi.
Pada bulan Februari, sebuah bus wisata yang membawa pekerja pabrik pada liburan pantai yang populer jatuh di pulau Jawa, menewaskan 13 orang dan melukai puluhan lainnya.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters