Jakarta. Indonesia pada hari Rabu mengumumkan deteksi 14 kasus dugaan hepatitis yang tidak diketahui asalnya, dengan tiga belas di antaranya masih menunggu hasil tes sebelum diklasifikasikan sebagai kemungkinan kasus.
27 orang pertama di negara itu diduga menderita penyakit liver. Kementerian Kesehatan kemudian memberhentikan 13 kasus setelah hasil tes menunjukkan bahwa hepatitis A, B atau patogen lainnya reaktif. Beberapa kasus yang ditinggalkan melibatkan pasien berusia di atas 16 tahun.
“Hingga 17 Mei, ada 14 kasus suspek hepatitis di Indonesia. Satu kasus kemungkinan dan lainnya 13 kasus.” [statuses] Masih menunggu,” kata juru bicara baru Kementerian Kesehatan dalam konferensi pers di Mohammed Siar, Rabu.
Kementerian Kesehatan akan mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai kemungkinan kasus hasil tes hepatitis AE negatif dan/atau penyebab lainnya. Pasien harus berusia 16 tahun atau lebih muda. Kriteria lainnya adalah kadar serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) dan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) pasien tidak boleh melebihi international unit per liter (IU/L).
Menurut Siahril, 13 pasien masih menunggu hasil serologi hepatitis AE, sehingga masih berstatus “pending klasifikasi”.
Salah satu kemungkinan kasus adalah pasien anak di Jakarta yang sudah meninggal dunia pada 19 April lalu.
“Untuk melihat apakah kemungkinan kasus ini menunggu perbaikan lebih lanjut [status] Kemungkinan atau penolakan,” kata Ziahr.
Hingga saat ini, enam anak telah meninggal karena penyakit hepatitis B misterius di Indonesia. Kementerian kesehatan mengatakan yang termuda baru berusia dua bulan.
Data pemerintah menunjukkan bahwa 14 pasien berusia di bawah 16 tahun. Semua tujuh pasien berusia 0-5 tahun.
Kementerian Kesehatan telah mengidentifikasi 14 kasus suspek di Jakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Zambia, dan Jawa Timur. 7 pasien di Jakarta menunggu status klasifikasi dan kemungkinan kasus.
“Empat pasien [of the 14 suspected cases] Masih menerima pengobatan. Sisanya empat pasien sudah sembuh,” ujarnya.
Demam, kehilangan nafsu makan dan muntah adalah tiga gejala paling umum pada 14 pasien hepatitis akut.
Siahril menambahkan, 57,1 persen pasien menderita penyakit kuning atau perubahan warna kuning pada kulit dan putih mata. 42,9 persen mengalami diare berat.
“Sekitar 28,6 persen orang mengalami sesak napas,” kata Searle.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters