Jakarta (The Jakarta Post / Asia News Network): Hyundai Korea Selatan telah meluncurkan mobil produksi massal listrik pertama yang dirakit di Indonesia, dan pemerintah Indonesia mendekati tujuannya untuk mengubahnya menjadi pemain kendaraan listrik (EV) global. .
Mobil model 5 IONIQ diklasifikasikan sebagai kendaraan listrik baterai (BEV), artinya sepenuhnya listrik, sedangkan model hibrida pabrikan sebelumnya sebagian atau sebagian besar ditenagai oleh mesin pembakaran.
PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 31 Maret bahwa mobil itu diproduksi di pabrik Hyundai Motor di Sikarang, Jawa Barat, yang memproduksi 250.000 kendaraan per tahun.
Presiden Joko Widodo meresmikan pabrik perakitan tersebut pada 16 Maret.
“Dengan IONIQ 5, Hyundai menunjukkan komitmennya untuk membangun masa depan pergerakan, sehingga Indonesia dapat menjadi salah satu yang terpenting di dunia. [EV] Pemain,” kata Sung Jong Ha, Direktur Jenderal Hyundai Motors Indonesia.
Pemerintah berupaya menjadikan Indonesia pemain EV global dengan meningkatkan permintaan domestik dan membangun pabrik EV dan baterai EV.
Indonesia menargetkan 400.000 kendaraan roda empat listrik dan 1,76 juta kendaraan roda dua on the road pada tahun 2025.
ICONIQ 5 adalah yang terbaru dalam jajaran all-electric Hyundai, termasuk Hyundai IONIQ Electric dan KONA Electric.
Hyundai belum mengumumkan harga model baru, tetapi CEO HMID Makhmour mengatakan tempo.co akan lebih mahal dari pendahulunya. Model akan didistribusikan pada bulan April.
Menurut situs Hyundai, beberapa model sebelumnya dijual di Jakarta masing-masing seharga Rp715,7 juta (US$49.834) dan Rp734,9 juta untuk mobil listrik Hyundai IONIQ dan mobil listrik Kona. EV yang lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan listrik bertenaga bahan bakar fosil mencegah lebih banyak pembelian EV.
Indonesia telah memperkenalkan sejumlah insentif finansial dan non-finansial untuk meningkatkan selera konsumen terhadap kendaraan tersebut.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters