Menkeu juga mengajak masyarakat untuk mengingat para pahlawan yang tercetak di uang rupiah dan membangkitkan rasa persatuan.
Jakarta (Andara) – Menteri Sosial Tri Rismaharini (Risma) mengajak masyarakat untuk menunjukkan solidaritas dengan mengenang para pahlawan yang tercetak di uang kertas rupiah.
Menteri pada hari Jumat mengunjungi Guntur Sokarno Putra, pewaris presiden pertama Indonesia, Sukarno, untuk meminta izin untuk menggunakan foto presiden pertama pada uang kertas baru.
Risma bertemu Putra di rumah Guntur Sekarno Putra di Jakarta. Sebelum menjenguk keluarga Karno, Rizma bertemu dengan keluarga ahli waris wakil presiden pertama Indonesia, Mohammad Hatta yang juga dikenal sebagai Media Hatta.
Selain ahli waris Soekarno dan Mohammad Hatta, ada enam ahli waris Pahlawan Nasional lainnya – Radon Juanda Kardavitjaja, Cut Metia, Mohamed Hosni Thamrin, KH Itham Solid, Franz Casipo dan GSSJ Radulangi – yang seri barunya disetujui.
Uang pecahan Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000 akan menggelar Gambar Pahlawan Nasional edisi 2016. Ketika Guntur berkunjung ke rumah Sokarno Putra, ia meminta izin atas nama pemerintah untuk menggunakan foto Sokarno karena akan dicetak pada seri uang kertas yang baru.
Dalam pertemuan tersebut, Guntur Sekarno menyerahkan dua buku kepada Putra Risma, “Catatan Merah Pudera Pung Karno” dan “Pung Karno: Ayahku, Sahabatku, Guruku”.
Putra mengungkapkan, buku itu ditulis pada 1977 dan diterbitkan tiga kali.
Berita Terkait: Kunjungan Menteri Pengganti Sukarno untuk Uang Rupee 2022
“Ini tentang pengalaman saya dengan Karno, banyak human interest. ‘Cadeton Mera’ berisi artikel yang saya tulis yang diterbitkan oleh tujuh media dan saya susun menjadi sebuah buku,” ungkap Putra.
Selama kepemimpinan Rizma di kementerian, ia juga menyampaikan harapan agar pengenalan dan kajian nilai-nilai kepahlawanan dapat ditanamkan di benak dan hati anak-anak dan remaja.
Apalagi Menteri Rizma akan menyadarkan anak bangsa akan perjuangan para pahlawan Indonesia.
Menurut Rizma, bank penyadaran ini tidak boleh hanya diwakili oleh mata uang atau uang kertas rupiah (rupee) yang beredar di Indonesia.
“Tentunya, tidak hanya melalui pemberian ini, saya berharap anak-anak kita bisa mengenal mereka (pahlawan nasional),” kata Rizma.
Rizma yang membawahi Direktorat Kepahlawanan, Perintisan, Kesetiakawanan dan Reformasi Sosial, mengharapkan anak-anak tidak hanya belajar tentang perjuangan para pahlawan melalui buku pelajaran.
Rizma mencatat bahwa ada sekolah khusus di Surabaya di mana anak-anak lebih menghargai dan mengagumi pahlawan nasional.
“Dengan demikian, mereka tidak akan mudah kehilangan kepercayaan diri atau menyerah ketika menghadapi masalah apa pun. Yang penting (tapi harus tahu) bahwa pahlawan kita tidak memiliki senjata dan pengetahuan tempur tetapi bisa menang melawan penjajah,” katanya.
Berita Terkait: Semangat juang para ksatria harus mendorong anak-anak untuk maju
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters