JAKARTA (ANTARA) – Peneliti Center for Economic Reforms (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan perluasan sistem pembayaran lintas batas Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) dapat mendukung kegiatan pariwisata.
“QRIS akan berdampak pada perekonomian dengan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia,” kata Manilet kepada ANTARA, Jumat.
Ia menjelaskan, wisatawan asing dari negara yang menganut sistem QRIS dapat dengan mudah berbelanja atau bertransaksi di Indonesia tanpa perlu khawatir kekurangan uang tunai.
Wisatawan mancanegara juga tidak perlu khawatir ditipu oleh penjual penipu karena umumnya pengguna layanan QRIS adalah para pebisnis handal.
“Pengalaman yang didapat wisatawan mancanegara menjadi salah satu manfaat kerja sama QRIS antara Indonesia dan berbagai negara,” tegasnya.
Manilet mengatakan penggunaan sistem pembayaran QRIS lintas negara akan meningkatkan industri pariwisata dalam jangka panjang jika sektor pariwisata terus digarap dan kemudian ditingkatkan ekosistem pariwisatanya.
Selain itu, transaksi lintas batas QRIS antara Indonesia dan Thailand, Malaysia dan Singapura akan memfasilitasi perdagangan yang efisien antar negara, terutama bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan mendorong pengembangan sektor pariwisata.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan QRIS akan terintegrasi di seluruh Tanah Air dan diharapkan dapat memfasilitasi UMKM dan pelaku pariwisata.
Sistem QRIS menghubungkan Indonesia dengan banyak negara ASEAN. Mulai tanggal 29 Agustus, Indonesia dan Thailand telah sepenuhnya menerapkan QRIS lintas batas.
Presiden Jokowi berharap terwujudnya interkoneksi menggunakan CURIS akan mendukung efisiensi biaya sehingga para pelaku usaha khususnya UMKM dan pariwisata dapat menghasilkan produk yang berdaya saing di pasar luar negeri.
Berita terkait: QRIS akan membantu meningkatkan inklusi keuangan UMKM: Kementerian
Berita terkait: Negara-negara ASEAN akan menerapkan kode QR universal: Ketua ASEAN-BAC
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters