Mujahidin Indonesia Timur, yang dikenal dengan akronim Indonesia MIT, telah mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan petugas polisi dan minoritas Kristen, beberapa dengan pemenggalan kepala. Ia telah berjanji setia kepada kelompok Negara Islam. Sufhariadi mengatakan Zeid telah melakukan setidaknya 10 eksekusi oleh kelompok itu, termasuk pembunuhan empat petani Kristen pada Mei 2021.
Empat bulan setelah penembakan hari Kamis, pasukan keamanan membunuh anggota MIT lainnya dalam baku tembak di hutan, kata polisi.
“Dia adalah orang terakhir yang dicurigai sebagai anggota kelompok itu,” kata Sufhariadi, “dan kami berhasil melenyapkan kelompok militan berbahaya yang mengganggu perdamaian di Bozo.”
Operasi keamanan di Sulawesi Tengah diintensifkan tahun lalu untuk menangkap anggota MIT, terutama pemimpin kelompok dan militan paling dicari di Indonesia, Ali Kalora. Galora tewas dalam penembakan Juli 2021, dua bulan setelah dia membunuh empat orang Kristen di desa Kalemago di distrik Bozo, termasuk satu orang yang dipenggal kepalanya.
Para pejabat mengatakan serangan itu adalah balas dendam atas pembunuhan dua militan pada Maret 2021, termasuk putra Abu Warda Santoso, mantan pemimpin kelompok itu.
Santoso, pendahulu Galora, dibunuh oleh aparat keamanan pada Juli 2016. Puluhan pemimpin dan anggota kelompok yang melarikan diri ke hutan pegunungan terpencil Bozo dibunuh atau ditangkap.
Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah melakukan tindakan keras terhadap ekstremisme sejak pemboman tahun 2002 di pulau resor Bali yang menewaskan 202 orang, sebagian besar turis Barat dan Asia.
Serangan militan terhadap orang asing di Indonesia telah digantikan dalam beberapa tahun terakhir dengan serangan yang lebih kecil dan tidak terlalu mematikan yang menargetkan pemerintah, terutama polisi dan pasukan kontra-terorisme.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters