Jakarta. Produsen kain ban dalam Indo Kortsa baru-baru ini menyatakan ketertarikannya pada industri kendaraan listrik di Indonesia.
Menurut Ömür Menteş, Presiden Direktur Indo Kordsa, perusahaan sangat menyadari bagaimana dunia bergerak menuju mobilitas listrik, dan berupaya menyediakan kain kabel untuk ban khusus EV. Mendes menyebut Indonesia sebagai “tempat yang tepat” bagi industri EV karena kaya akan nikel.
“Jadi [EV] arah [that the world is heading]. Indonesia adalah tempat yang tepat karena memiliki nikel yang digunakan dalam baterai EV,” kata Mendes kepada wartawan sesaat setelah peluncuran pusat teknologi Asia-Pasifik pertama Gortza di Citeureup, Bogor awal pekan ini.
İbrahim Özgur Yıldırım, kepala eksekutif Indo Korça, mengatakan pusat baru ini akan membantu penelitian teknologi ban baru untuk EV.
“Karena penambahan bobot dan peningkatan jangkauan tenaga, EV akan membutuhkan ban yang lebih kuat dan lebih kuat. Jadi material ban berubah. Dengan pusat teknologi baru, ini akan menjadi pusat teknologi terdepan untuk mengembangkan material baru untuk masa depan. [mobility]kata Yildirim.
“Kita [Kordsa] Sudah di mobil Anda. Jadi kendaraan generasi berikutnya akan menggunakan produk kami,” kata Yıldırım.
Indo Gortsa adalah bagian dari Gortsa, anak perusahaan dari Sabanci Holding Turki. Menurut situs resmi perusahaan, Indo Kortsa memproduksi dan memproses benang nilon 66 dan poliester HMLS untuk bahan kain ban.
Permintaan bahan kain ban di Indonesia mencapai sekitar 51.082 ton, kata Kementerian Perindustrian. Bahan kain ban Indo-Gortsa memenuhi 33,7 persen kebutuhan domestik.
Indonesia bertujuan untuk melihat sekitar 2,2 juta mobil listrik dan 13,5 sepeda motor listrik di jalanan pada tahun 2030. Pemerintah juga telah meluncurkan insentif untuk adopsi kendaraan listrik.
Nikel adalah sumber utama baterai. Negara tersebut telah melarang ekspor bijih nikel yang belum diolah. Menurut Survei Geologi AS, Indonesia, bersama Australia, memiliki cadangan nikel terbesar di dunia sebesar 21 juta metrik ton. Pada tahun 2022, Indonesia diproyeksikan memproduksi 1,6 juta metrik ton nikel.
Tag: Kata kunci:
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters