Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Jakarta, 15 Mei (Reuters) – Peringkat persetujuan Presiden Indonesia Joko Widodo telah naik ke level tertinggi enam tahun, dengan kebencian atas kenaikan harga minyak goreng dan kemungkinan perlambatan harga komoditas karena kegagalan embargo, menurut jajak pendapat baru. . Minggu.
Statistik yang dirilis oleh indikator jajak pendapat Indonesia Politic Indonesia menunjukkan bahwa kepuasan terhadap presiden negara itu, yang dikenal sebagai Djokovic, turun menjadi 58,1% pada Mei ini.
Angka tersebut merupakan yang terendah sejak persetujuan presiden turun menjadi 53% pada Desember 2015.
Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Tolak, yang berlanjut a 12 poin Jatuh dari Januari hingga April tahun ini, ekonomi terbesar di Asia Tenggara itu berjuang untuk mendominasi harga minyak goreng domestik, mengikuti makanan pokok Indonesia, dan keputusan mengejutkan untuk melarang ekspor minyak sawit akhir bulan lalu.
Indonesia adalah produsen dan pembuat kebijakan minyak sawit terbesar di dunia Tertegun Pasar global.
Pada saat itu, Presiden Djokovic mengatakan kebutuhan pangan dengan harga terjangkau telah meredakan kekhawatiran pendapatan dan larangan itu akan dicabut setelah kebutuhan dalam negeri terpenuhi.
Survei Indicator yang dilakukan 5-10 Mei menyebutkan, penurunan persetujuan Djokovic terkait dengan kenaikan harga minyak goreng dan dampak inflasi serta kesenjangan antara ekspektasi kebijakan dan kenyataan pasca gagalnya embargo ekspor. Untuk melihat harga turun secara signifikan setelah akhir.
Dalam jajak pendapat terhadap 1.200 orang, hampir 90% mengatakan mereka mendukung embargo, tetapi lebih dari 72% mengatakan minyak goreng murah atau tidak terjangkau.
Istana Kepresidenan tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Menteri Perekonomian Erlanga Hartardo mengatakan embargo akan tetap berlaku sampai harga minyak goreng grosir negara itu turun menjadi 14.000 rupee per liter.
Hingga Kamis lalu, minyak goreng grosir dijual dengan harga Rs 16.600 per liter, menurut Kementerian Perdagangan.
($ 1 = 14.620.000,00 rupiah)
Daftar sekarang untuk akses gratis tanpa batas ke Reuters.com
Laporan oleh Video Stanley; Kate Lamb menulis; Diedit oleh David Evans
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters