Sekelompok nelayan Indonesia mungkin telah menemukan pulau emas Sumatera abad ke-14, milik Kerajaan Sriwijaya. Legenda setempat mengatakan harta karun itu disembunyikan di Sungai Moosi yang dipenuhi buaya di dekat Palembang. Dengan demikian, nelayan telah tenggelam di sungai selama 5 tahun terakhir untuk menemukan harta karun itu.
Dalam lima tahun, nelayan di daerah itu menemukan berbagai artefak berharga, termasuk patung Buddha yang disematkan batu mulia dan perhiasan bernilai miliaran rupiah. Selain itu, para nelayan baru-baru ini menemukan beberapa cincin emas upacara, koin, dan lonceng perunggu biarawan saat bermalam di Sungai Moose.
“Selama lima tahun terakhir, hal-hal luar biasa muncul kembali. Koin emas, patung Buddha dan segala macam permata yang bisa Anda baca di ekor Sinbad The Sailor telah ditemukan di pulau Sumatera. Anda mungkin mengira itu dibuat, tetapi itu benar-benar nyata, ”kata Dr. Sen Kingsley, seorang arkeolog kelautan dalam wawancara dengan Guardian.
Menurut sebuah penelitian, Kerajaan Sri Lanka berada di bawah kendali arteri Jalur Sutra Maritim, jalur utama pertukaran barang antara China dan kawasan Arab. “Selama lebih dari 300 tahun, penguasa Sriwijaya telah menguasai jalur perdagangan antara Timur Tengah dan kekaisaran China. Ini menjadi persimpangan internasional untuk produk-produk terbaik pada zamannya. Dunia Mediterania barat memasuki fase gelap pada abad ke-8, ketika salah satu kerajaan terbesar di dunia meletus di peta Asia Tenggara,” tambah Kingsley.
Kerajaan ini diyakini memiliki hubungan dekat dengan anak benua India. Banyak artefak telah ditemukan di daerah itu, termasuk artefak yang berhubungan dengan kepala dewa Hindu Rahu.
Karena situs penggalian tidak diatur dengan baik, para nelayan menjual artefak sebelum para arkeolog dapat memeriksanya dengan benar. Kingsley percaya bahwa banyak batu dan patung telah terhapus dari radar dunia oleh pasar barang antik internasional.
Baca semua Berita Baru, Berita Terbaru Dan Berita virus corona Di Sini. Ikuti kami Facebook, Indonesia Dan Telegrap.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters