Seruan tersebut muncul meskipun ada komentar dari pengamat independen bahwa tidak ada tanda-tanda kecurangan sistematis dalam pemilu satu hari terbesar di dunia ini, selain hal-hal seperti daftar pemilih yang sudah ketinggalan zaman atau penundaan pemungutan suara.
Dengan hasil resmi yang akan diumumkan pada tanggal 20 Maret, penghitungan tidak resmi menunjukkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memenangkan pemungutan suara dengan 58 persen suara.
Kontestan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo diperkirakan memperoleh masing-masing 25 persen dan 17 persen, dengan penghitungan awal yang dilakukan petugas pemilu menunjukkan rincian serupa.
Namun, tanpa memberikan bukti, kedua kubu yang kalah mengeluhkan intimidasi pemilih, manipulasi lembaga negara, dan penyalahgunaan sumber daya negara seperti dana kesejahteraan selama kampanye untuk mempengaruhi hasil pemilu.
Pada hari Senin, Kanjar bersikeras melakukan penyelidikan ketika Parlemen berkumpul kembali pada tanggal 5 Maret.
“Hal seperti ini harus diselidiki,” ujarnya. “Parlemen setidaknya harus mengadakan penyelidikan.”
Anies, mantan gubernur ibu kota Jakarta, mengatakan pada hari Selasa bahwa kubunya “siap untuk berpartisipasi” dalam penyelidikan parlemen yang memungkinkan anggota parlemen untuk menyelidiki tindakan pemerintah.
“Kami melihatnya sebagai inisiatif yang baik.”
Ketika Prabowo menjabat sebagai presiden, 'kejutan' apa yang menanti Indonesia?
Ketika Prabowo menjabat sebagai presiden, 'kejutan' apa yang menanti Indonesia?
Anis tidak tergabung dalam partai politik mana pun tetapi didukung oleh tiga partai, sedangkan Kanjar mendapat dukungan dari dua partai, termasuk PTI-P, partai terbesar di parlemen.
“Bahkan jika penyelidikan tersebut disetujui, hasilnya tidak dapat membatalkan hasil pemilu,” tambahnya, namun sebaliknya akan bertindak untuk memberikan tekanan pada pemerintahan baru.
Prabowo, yang kalah dalam dua pemilu presiden terakhir pada tahun 2014 dan 2019, telah dua kali mencalonkan diri di Mahkamah Konstitusi Indonesia, dengan alasan adanya kecurangan yang meluas. Tindakan ini memicu protes jalanan yang disertai kekerasan.
Namun, kedua upaya tersebut ditolak.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters