Associate Blockchain Indonesia: Pemilihan berbasis Blockchain kembali diperdebatkan secara luas di Indonesia
Jakarta, Indonesia, 27 Juni 2022 / PRNewswire / – Teknologi Blockchain saat ini menjadi bahan perbincangan banyak pihak, terutama setelah perdebatan mengenai NFT sebagai salah satu produk blockchain. Secara umum, blockchain adalah buku besar digital Rakyat Untuk mentransfer data peer-to-peer dengan mendistribusikan database ke beberapa titik tanpa memerlukan server. Singkatnya, Bandu Chastrovardio, CEO Decentralized Bio Network (DAOGenics, Ltd), mengatakan bahwa “blockchain dapat didefinisikan sebagai teknologi yang memungkinkan transfer data tanpa menggunakan pihak ketiga dalam proses transaksi.”
Saat ini, di Indonesia, Blockchain saat ini menjadi perbincangan hangat di media dan publik karena memiliki berbagai keunggulan, salah satunya akan dibahas dalam artikel ini, yaitu pemilu berbasis Blockchain. Lantas, apa itu pemilu menggunakan teknologi blockchain? Sebenarnya, sebuah ide Pemilihan berbasis Blockchain Belum dirilis ke publik baru-baru ini, tetapi telah banyak dibahas Indonesia Lagi.
Digitalisasi proses pemilu ini akan dilakukan secara eksklusif melalui electronic voting. Kemudian, jika sistem e-voting secara resmi diterapkan dalam pemilu nasional, akan menghilangkan kebutuhan akan tempat pemungutan suara (“DPS”) dan peran Komisi Pemilihan Umum. Program e-voting berbasis blockchain juga memiliki banyak manfaat, kata Dr. Andry AlamsyahS.Si, M.Sc Anggota Kehormatan Asosiasi Blockchain Indonesia (Asosiasi Blockchain Indonesia /API), “Ide pemilu berbasis blockchain ini sangat bagus karena mengurangi biaya dan tidak memerlukan pencetakan kertas untuk melakukan pemilu, apalagi pada masyarakat saat ini yang sudah akrab dengan smartphone. Sehingga pemilu berbasis blockchain ini dapat mempermudah publik.” “Sistem pemungutan suara elektronik ini dapat segera diterapkan, terutama karena banyak orang yang menyadarinya dan perlu mempertimbangkan kesiapan teknik dan pengembangan berbasis blockchain. Pemilu masing-masing”.
. Pudi Rahardjo MSc, PhD sebagai Pelatih TI dan Anggota Kehormatan API, berbagi pendapatnya tentang e-voting: “Kebanyakan orang fokus pada cryptocurrency dan kami pikir e-voting adalah implementasi blockchain yang tepat. Indonesia. Sayangnya, ruang digital masih menjadi masalah Indonesia. Jadi nantinya akan ada hybrid processing berbasis online dan offline.” Pudi menambahkan, “Pemilihan berbasis blockchain ini sangat aman karena blockchain menggunakan multi-server recording dan spread, jadi tidak semua registrasi dilakukan di satu server saja. Tetapi tidak semua server di jaringan blockchain. Jadi jika satu server crash, tidak akan mempengaruhi server lain atau data di dalamnya. “Jika ada satu juta komputer di blockchain, peretas harus meretas setidaknya 500 ribu satu komputer, jadi sangat aman,” kata Pudi. .
Namun, apakah sistem pemungutan suara elektronik ini bisa langsung diterapkan pada pemilihan umum 2024? Asih Karnangsih, kepala API, mengatakan.Indonesia Hingga kecepatan pemungutan suara, keamanan partisipasi pemilu jarak jauh yang layak harus disiapkan. Sebagai langkah awal, infrastruktur untuk ‘blockchain pemilu’ ini pasti akan memakan biaya,” kata Asih. Ini diperlukan untuk membangun infrastruktur blockchain yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, dan kemudian biaya pembuatan infrastruktur ini harus diperhitungkan. Tentu ini tidak murah, namun di sisi lain bisa sangat murah dari segi biaya proses voting dan verifikasi.
Lebih jauh lagi, teknologi blockchain tidak hanya efektif dalam menciptakan sistem e-voting, NFT atau crypto yang saat ini sedang ramai diperbincangkan oleh masyarakat umum, namun banyak manfaat dari blockchain. Departemen pemerintahanSelain e-voting yang menyediakan mekanisme transparan dan dapat diakses oleh seluruh warga negara Indonesia, teknologi blockchain juga dapat menjadi pilihan pemerintah. Misalnya, dalam mengembangkan program untuk mendistribusikan bantuan sosial G2P (individu pemerintah) Indonesia. Di Bisnis Perbankan & Keuangan, Teknologi Blockchain dapat membuat transaksi lintas batas lebih cepat, lebih murah dan lebih aman karena berada di jaringan yang sama dan tidak memerlukan verifikasi dari pihak ketiga. Di P2b, Teknologi Blockchain akan membantu pinjaman P2P menjadi lebih transparan, lebih cepat dan umumnya lebih aman. Di industri kesehatan, Blockchain juga dapat diimplementasikan untuk digunakan dalam sistem rumah sakit pintar seperti integrasi data antar rumah sakit. Di Departemen Pendidikan, Teknologi Blockchain juga dapat digunakan, dan hak cipta penelitian tidak dapat disalin atau dicuri. Sementara itu, dalam industri rantai pasokan, teknologi blockchain dapat digunakan untuk melacak pergerakan dan distribusi barang, dari mana asalnya, jumlah dan lainnya.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters