Paus Fransiskus memimpin Misa Natal semalam di Basilika Santo Petrus dan mengatakan “keajaiban Natal” adalah bahwa Tuhan yang tidak terbatas “menjadi terbatas bagi kita”.
Ditulis oleh Joseph Tulloch
“Hitung seluruh bumi.”
Maka dimulailah Paus Fransiskus Homilinya pada Misa Natal malam hari Di Basilika Santo Petrus, kutipan langsung dari Injil Santo Lukas.
Paus Fransiskus mencatat bahwa penginjil berfokus pada statistik ini, yang bisa saja ia sebutkan secara sepintas lalu.
Maka timbullah kontradiksi yang mencolok: “Sementara Kaisar menghitung populasi dunia, Tuhan masuk ke dalamnya hampir tanpa terlihat. Sementara mereka yang menjalankan kekuasaan berusaha untuk mengambil tempat mereka di antara orang-orang besar dalam sejarah, Raja Sejarah memilih jalan bagi orang-orang kecil.”
Paus Fransiskus menekankan bahwa “tidak ada satu pun orang berkuasa yang memperhatikannya. Hanya segelintir gembala, yang terpinggirkan dalam kehidupan sosial.”
Inkarnasi, bukan pencapaian
Paus Fransiskus mengatakan bahwa “sensus Kaisar di seluruh bumi” menunjukkan benang merah manusia yang berjalan sepanjang sejarah: pencarian kekuasaan, kekuasaan duniawi, ketenaran dan kemuliaan, yang mengukur segala sesuatu dalam kaitannya dengan kesuksesan, mengarah pada hasil dan angka serta angka, dunia yang terobsesi penyelesaian“.
Namun, ada alternatif lain selain pendekatan ini. Paus Fransiskus menyatakan bahwa Yesus “bukanlah Tuhan yang berprestasi, tetapi Tuhan Inkarnasi.“
Paus Fransiskus menekankan bahwa ketidakadilan tidak dihilangkan dari atas dengan menunjukkan kekerasan, namun dari bawah dengan menunjukkan kasih. Hal ini tidak meledak dengan kekuatan yang tak terbatas, melainkan turun ke dalam batas-batas sempit kehidupan kita.
Dalam kehebatannya, ia menjadi kecil
Oleh karena itu, Paus Fransiskus mendesak, marilah kita memusatkan pandangan kita pada “Allah yang benar-benar hidup” ini.
Dialah Tuhan yang “merevolusi sejarah dengan menjadi bagian dari sejarah,” kata Paus Fransiskus, dan Tuhan yang “sangat menghormati kita sehingga Dia mengizinkan kita untuk menolak Dia; Orang yang menghapus dosa dengan menanggungnya sendiri.”
Paus Fransiskus menambahkan: “Allah sangat ingin merangkul kehidupan kita, dan meskipun Dia tidak terbatas, Dia menjadi terbatas demi kita. Dalam kebesarannya ia memilih menjadi kecil; Dan dalam kebenarannya dia tunduk pada ketidakadilan kita.”
Paus Fransiskus menekankan bahwa inilah keajaiban Natal.
Perang di Tanah Suci
Pikiran Paus juga beralih ke Tanah Suci yang saat ini menderita akibat konflik Israel-Palestina, khususnya Betlehem, kota kelahiran Yesus.
Dia berkata: “Malam ini, hati kita ada di Betlehem, di mana Pangeran Perdamaian sekali lagi menolak logika sia-sia perang dan bentrokan senjata yang menghalangi dia bahkan hingga saat ini untuk menemukan tempatnya di dunia.
Kesimpulan
Paus Fransiskus mengakhiri khotbahnya dengan doa.
“Penggemar bir. Sarjana budaya pop yang setia. Ninja kopi. Penggemar zombie jahat. Penyelenggara.”
More Stories
Seorang turis meninggal setelah kehilangan kakinya akibat serangan hiu saat berlayar di Kepulauan Canary
Temui Mo Ding, kuda nil kerdil kecil yang sangat populer sehingga Anda dapat mengunjunginya hanya dalam 5 menit: NPR
Orang-orang bersenjata melancarkan serangan berdarah di kamp pelatihan militer di ibu kota Mali