November 17, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Militer Indonesia Tunda ‘Tes Keperawanan’ untuk Staf Wanita – The New Indian Express

Militer Indonesia Tunda ‘Tes Keperawanan’ untuk Staf Wanita – The New Indian Express

Oleh Associated Press

Jakarta: Kelompok hak asasi manusia menyambut baik keputusan Indonesia untuk mengakhiri “tes keperawanan” palsu pada perekrutan militer wanita, tujuh tahun setelah Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan mereka tidak valid secara ilmiah.

Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Antica Perkasa mengatakan militer tidak akan lagi melakukan tes agresif pada wanita, di mana penyelidik akan menggunakan jari mereka untuk menilai apakah ada rahim.

Dia mengatakan militer seharusnya hanya menilai kemampuan pelamar untuk berpartisipasi dalam pelatihan fisik dan menekankan buta warna dan kondisi tulang belakang dan jantung sehingga mereka tidak menghadapi masalah medis yang mengancam jiwa.

Selama latihan militer gabungan AS-Indonesia tahunan di distrik Minahasa, Sulawesi Utara, Ferguson mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa, “Kemajuan ini memastikan bahwa kami fokus, efisien dan akurat, dan kami memiliki arah.”

Dia mengatakan direktur rumah sakit dan petugas medis telah diberitahu tentang prosedur baru sejak Mei.

WHO untuk perawatan kesehatan wanita yang telah mengalami pelecehan seksual telah menyatakan dalam pedoman medis 2014 bahwa tidak ada dasar ilmiah untuk apa yang disebut “tes keperawanan”.

Peneliti pengawas hak asasi manusia Andreas Harsono telah menyerukan tekanan pada komandan angkatan laut dan udara Indonesia untuk mengakhiri praktik tersebut.

Harsono mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press pada hari Kamis bahwa “komando militer melakukan hal yang benar.” “Sekarang untuk mengikuti perintah komandan regional dan batalion, dan untuk mengenali sifat pelanggaran yang tidak ilmiah dari praktik ini.”

Pelamar yang sebelumnya dianggap “gagal” dalam ujian di Human Rights Watch tidak dihukum tetapi semua yang menjadi sasarannya merasa itu menyakitkan, memalukan dan traumatis.

Human Rights Watch telah mendokumentasikan penggunaan tes tersebut oleh pasukan keamanan di Mesir, India dan Afghanistan dan telah menyerukan tes keperawanan untuk siswa sekolah Indonesia.

READ  DPR RI setujui suntikan modal negara senilai $7,7 miliar

Dikatakan militer dan polisi Indonesia telah melakukan penggerebekan selama beberapa dekade dan kadang-kadang menggeledah calon istri perwira militer. Polisi Indonesia menyelesaikan prosedur pada tahun 2018.