Pihak berwenang Indonesia menangkap menteri teknologi informasi pada hari Rabu sebagai bagian dari penyelidikan skandal korupsi bernilai jutaan dolar yang melibatkan pembangunan menara transmisi telepon seluler di daerah terpencil.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Blade ditangkap setelah dimintai keterangan di Kejaksaan Agung, kata Kuntadi, Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung.
Jika dia dijerat secara resmi, akan semakin mencoreng kredibilitas Presiden Joko Widodo dalam pemberantasan korupsi. Empat anggota kabinet Widodo lainnya telah dipenjara atas tuduhan korupsi, membayangi upayanya untuk membersihkan pemerintah saat ia mencari penggantinya ketika masa jabatannya berakhir pada tahun 2024.
Rekaman itu menunjukkan Plate meninggalkan kantor kejaksaan dengan borgol dan mengenakan setelan tahanan merah. Dia tidak menjawab pertanyaan wartawan.
Ini ketiga kalinya Blade dipanggil sejak pertengahan Februari untuk menggali lebih dalam peran pengawasannya dalam mengalokasikan dana negara untuk membangun base transceiver station, kata Guntadi, yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan nama yang sama.
Diluncurkan pada akhir 2020 untuk menangani lebih dari 7.900 gap dalam cakupan seluler di wilayah terluar, tertinggal, dan terpencil Indonesia di Papua, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, dan Nusa Tenggara Timur. Itu akan selesai tahun ini, dengan 4.200 lokasi telah menerima peralatan sejauh ini, data kementerian menunjukkan.
Kasus korupsi diyakini telah merugikan pemerintah 8 triliun rupiah ($539 juta), kata Muhammad Yusuf Athe, kepala kontrol keuangan pembangunan di kantor kejaksaan. Kerugian ini termasuk pembayaran notional untuk BTS yang belum dibangun, katanya.
Blade ditangkap bersama lima tersangka, termasuk tiga dari pihak swasta, setelah 60 orang diperiksa terkait proses pengadaan.
Penangkapannya memicu spekulasi tentang nasib partainya Nasdem, yang merupakan bagian dari koalisi pemerintah dengan tujuh partai lainnya. Nasdem sebelumnya mendukung Anies Baswedan, politisi oposisi populer, sebagai calon presiden pada 2024. Widodo menggambarkan partai tersebut sebagai ‘orang luar’ dalam koalisi.
(Penafian: Cerita ini dihasilkan secara otomatis dari feed sindikasi; hanya gambar & judul yang mungkin telah dikerjakan ulang oleh www.republicworld.com)
Diposting oleh:
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters