KUALA LUMPUR (2 Agustus): PT Bank Maybank Indonesia Tbk membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp762 miliar pada semester pertama tahun buku yang berakhir 30 Juni 2021, turun 28,5% dari Rp1,1 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Laba Maybank Indonesia setelah pajak dan hak minoritas pada semester pertama tahun ini sebesar Rp510 miliar, turun 37% dari Rp810 miliar pada periode yang sama tahun lalu akibat dampak berkepanjangan dari wabah Pemerintah-19 dari kuartal pertama tahun lalu. 2020.
Daswin Zakaria, Direktur Jenderal May Bank Indonesia, mengatakan situasi epidemi saat ini sangat memprihatinkan karena data Pemerintah Indonesia pada kuartal II tahun 2021 menunjukkan peningkatan jumlah kasus positif Govt-19.
Hal ini berdampak pada kegiatan sosial dan bisnis, termasuk jasa keuangan. Dalam pandangan kami, pengendalian tindakan darurat publik dan percepatan program vaksinasi akan meningkatkan kepercayaan pasar dan mengarah pada pemulihan ekonomi Indonesia secara bertahap,” katanya dalam sebuah pernyataan hari ini.
Namun, di tengah kondisi pasar yang menantang, laba sebelum pajak Bank Indonesia Mei Bank Syariah meningkat 67,6% menjadi Rp294 miliar, didukung oleh upaya berkelanjutan untuk meningkatkan dana murah bank dan mengelola biaya secara efektif.
Pendapatan bunga bersih (NII) Mainbank Indonesia turun 12,1% menjadi Rp3,5 triliun, di tengah lemahnya pinjaman dan turunnya imbal hasil kredit karena Bank Indonesia terus merestrukturisasi nasabahnya yang terlilit utang.
Suku bunga bersih (NIM) bank turun 54 basis poin menjadi 4,47% pada akhir Juni 2021, dibandingkan 5,01% pada periode yang sama tahun lalu.
Namun, pada kuartal kedua, NIM Maybank Indonesia 2021 meningkat 12 basis poin menjadi 4,35% dibandingkan kuartal pertama, karena membaiknya belanja keuangan.
Mei Bank Indonesia telah mengambil langkah-langkah konservatif dalam beberapa tahun terakhir, mengalokasikan penyisihan rekening di semua segmen bisnis dan berkontribusi dari Rp763 miliar menjadi Rp1,01 triliun, mengurangi kerugian utang stabilisasi kinerja sebesar 21,6%.
Bank terus mengendalikan biaya overhead, sehingga terjadi penurunan 6,1% menjadi Rp2,9 triliun karena penerapan upaya manajemen biaya yang berkelanjutan, termasuk kebijakan bekerja dari rumah selama epidemi.
Simpanan nasabah meningkat 1,6% menjadi Rp107,4 triliun selama periode tersebut. Bank telah menerapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan arus kas yang kuat dan dana murah dengan meningkatkan dana murah dan mengurangi dana mahal.
Strategi ini berkontribusi pada platform rekening tabungan (CASA) yang kuat, naik 6,4% menjadi Rp45,1 triliun. Tingkat CASA meningkat menjadi 41,9% pada Juni 2021 dari 40,0% pada 20 Juni.
Debt to deposit rate Maybank Indonesia adalah 80,1%, sedangkan rasio likuiditasnya adalah 188,97% pada semester pertama tahun 2021, yang melebihi tingkat minimum regulator sebesar 100%.
Posisi permodalan bank kuat, dengan rasio kecukupan modal menjadi 26,3% pada Juni 2021 dibandingkan dengan 22,1% pada tahun sebelumnya.
Total modalnya meningkat dari Rp26,4 triliun pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp27,2 triliun pada Juni 2021.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters