Gempa berkekuatan 5,6 skala Richter melanda kota Cianjur di provinsi Jawa Barat terpadat di Indonesia pada tanggal 21 November, menewaskan sebagian besar korban karena bangunan runtuh atau memicu tanah longsor.
Juru bicara pemerintah daerah Siangjur Adam, seperti banyak orang Indonesia lainnya, mengatakan kepada AFP bahwa angka baru — naik dari angka yang dilaporkan sebelumnya yaitu 334 — didasarkan pada data yang dikumpulkan dari penduduk di seluruh kota.
Banyak yang bergegas menguburkan kerabat mereka setelah bencana dan tidak melaporkan kematian mereka kepada pihak berwenang. “Kalau ada yang meninggal, warga Cianjur sering menguburkan. Karena panik, kerabat langsung menguburkan yang meninggal tanpa memberitahu dinas kesehatan setempat,” katanya.
Badan penyelamat setempat, BPBD, memposting jumlah korban tewas baru di media sosial. Seorang pejabat di lembaga itu, Wawan Setiawan, membenarkan sosok baru itu kepada AFP.
Kantor berita negara Antara pada Jumat mengutip Bupati Siangjur Herman Suherman mengatakan 602 orang tewas.
Juru bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional Abdul Muhari mengatakan kepada AFP bahwa jumlah korban tewas masih lebih rendah dari 335, tetapi sedang dalam proses verifikasi angka baru.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters