Korban tewas termasuk dua anak dan 50 lainnya dirawat di rumah sakit dengan luka bakar parah, kata seorang petugas pemadam kebakaran.
Pihak berwenang Indonesia telah menyerukan penyelidikan dan audit fasilitas perusahaan energi negara Pertamina setelah kebakaran di fasilitas penyimpanan menewaskan 13 orang.
Kebakaran, yang dimulai sekitar pukul 8 malam (01:00 GMT) pada hari Jumat dari pipa bahan bakar di depot penyimpanan bahan bakar Pertamina Plumbang di ibu kota Jakarta, dengan cepat menyebar ke rumah-rumah terdekat dan membuat panik penduduk di daerah padat penduduk.
Para pejabat awalnya menyebutkan jumlah korban tewas 17, tetapi kemudian direvisi menjadi 13. Puluhan orang terluka dan ratusan orang dievakuasi. Petugas Brimob Jakut Abdul Wahid mengatakan, api berhasil dipadamkan Sabtu dini hari.
“Saya sudah perintahkan Pertamina untuk segera mengusut tuntas kasus ini,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Eric Tohir di laman Instagram-nya.
“Perlu ada tinjauan operasional,” katanya.
Ketua Komite Energi DPR, Sukeng Suborwoto, menyerukan audit seluruh fasilitas Pertamina.
“Semua fasilitas, baik instalasi pengolahan maupun gudang, harus diaudit ulang,” katanya kepada KompasTV, mencatat bahwa Pertamina sering mengalami kebakaran di fasilitasnya. Sukeng juga mengatakan harus ada jarak yang lebih jauh antara fasilitas penyimpanan Pertamina dan pemukiman penduduk.
“Untuk fasilitas dengan kapasitas sebesar Plambang, jaraknya minimal satu hingga dua kilometer dari pemukiman warga,” katanya.
Plumbong merupakan salah satu terminal BBM terbesar milik Pertamina dengan kapasitas penyimpanan lebih dari 300.000 kiloliter.
Penduduk setempat mengatakan mereka mencium bau bahan bakar 30 menit sebelum kebakaran, kata Abdul Sigur, yang tinggal di dekatnya, kepada KompasTV.
“Baunya sangat kuat sehingga orang muntah dan beberapa hampir pingsan,” katanya.
Berdasarkan penyelidikan awal, kebakaran tersebut disebabkan pipa pecah akibat sambaran petir saat hujan deras, kata Manajer Area Pertamina, Eko Kristiawan.
Sementara stasiun itu memasok 25 persen kebutuhan bahan bakar Indonesia, katanya kebakaran itu tidak akan mengurangi pasokan bahan bakar negara.
Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia, Eric Tohir, menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan keluarga mereka, dan CEO Pertamina Nikke Vidyawati meminta maaf atas kebakaran tersebut dan mengatakan akan “bercermin di dalam negeri untuk memastikan bahwa insiden seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi.”
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters