Memasuki tahun ketiga berturut-turut, Jakarta World Cinema Film Festival menghadirkan beragam film global dan lokal ke kota terbesar di Indonesia ini.
Acara ini dimulai dengan penuh gaya pada hari Sabtu dengan pemutaran film “The Substance” karya Coralie Fargit. Fantasi horor tubuh memulai debutnya di Cannes dan telah terbukti menjadi pilihan populer sebagai film pembuka atau penutup di banyak festival film. Di Jakarta, malam pembukaan mengundang teriakan, helaan napas dan tepuk tangan dari penonton.
Sebelumnya, dalam upacara yang meriah, penonton diberitahu bahwa penyelenggara telah menyiapkan lebih dari seratus judul, dengan para penari meniru beberapa gerakan kebugaran “The Substance”.
Di negara dimana sinema sangat populer, namun terdapat distributor indie yang berani mengambil risiko, sebuah industri yang belum sepenuhnya berkembang, terdapat jumlah yang signifikan. Sebaliknya, JWC memiliki hubungan dekat dengan KlikFilm, layanan streaming video lokal yang memperoleh hak atas film impor dan lokal. Selain memberikan dukungan logistik untuk acara tersebut, perusahaan menggunakan festival tersebut sebagai ajang uji coba untuk membantu menentukan film mana yang layak untuk dirilis di bioskop dan mana yang harus diunggah langsung ke streaming.
Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara di Asia yang box office bioskopnya telah pulih dari era Covid dan kembali ke jalur pertumbuhan. Ekspansi ini didorong oleh pembangunan bioskop, pertumbuhan industri produksi lokal, dan populasi generasi muda.
“Saya tidak menyangka kita akan melihat hari dimana film seperti ‘The Substance’ akan diputar untuk khalayak umum di layar lebar di Indonesia. Ini merupakan pencapaian yang luar biasa dan menjadi bukti sejauh mana kita telah berhasil memupuk kecintaan terhadap global. bioskop,” kata anggota panitia pengarah festival dan produser-penulis utama. – Direktur Ifa Isfanzia berkata.
Daftar festival JWC meliputi “Cat by the Tides” karya Jia Zhangye, “Black Dog” karya Quan Hu, “Grand Tour” karya Miguel Gomez, “All That We Imagine as Light” karya Payal Kapadia, “The Girl with the Needle” karya Magnus von Horne, “Above the Dust” karya Wang Xiaoshui dan pesaing Oscar Prancis “Emilia Perez.”
“Selain memperluas variasi genre, penting juga untuk memperkenalkan cerita dan komentar sosial yang berbeda kepada penonton lokal kita, yang memiliki minat kuat terhadap sinema global dan pasar yang luas,” kata direktur program Daniel Irawan.
Tamu internasional termasuk sutradara Tiongkok Lin Jianjie dari “A Brief History of a Family” dan Selman Nagar, sutradara “Reluctant Wound” pilihan Venesia baru-baru ini.
Festival ini berlangsung dari 21 hingga 28 September di CGV Grand Indonesia Multiplex di pusat kota Jakarta.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters