Kepresidenan G-20 bergilir setiap tahun antara negara-negara anggotanya, termasuk presiden dan penerusnya.
Menteri Luar Negeri S. Jaishankar pada hari Rabu mengadakan pembicaraan telepon terpisah dengan rekan-rekannya dari Australia, Indonesia, Maladewa dan Bhutan.
Selama pembicaraan mereka, Jaisankar dan Menteri Luar Negeri Indonesia Redno Lestari Priyanchari Marzudi bertukar pandangan tentang situasi di Myanmar dan Afghanistan dan memutuskan untuk bekerja sama dalam G-20.
“Pembicaraan yang baik dengan Menlu_RI awal tahun ini. Kami sepakat untuk memajukan hubungan bilateral kami. Kami bertukar pandangan tentang Myanmar dan Afghanistan. Saya akan bekerja sama dengan Segitiga G-20,” tweet Jaisankar.
Kepresidenan G-20 berputar di sekitar negara-negara anggotanya setiap tahun, bekerja dengan para pendahulu dan penerusnya untuk memegang kursi kepresidenan, juga dikenal sebagai Troika.
Italia akan memimpin G-20 pada 2021, Indonesia akan berperan pada 2022 dan India akan mengambil alih pada 2023. Italia, Indonesia, dan India saat ini adalah negara Troika. Mr Jaisankar tweeted setelah pembicaraan dengan Payne, “Undangan Tahun Baru untuk FM Australia dan mitra quad @MarisePayne. Kami berharap untuk melihat kemajuan yang lebih besar dalam hubungan kami pada tahun 2022.”
Mengomentari percakapannya dengan Perdana Menteri Maladewa Abdullah Shahid, Jaisankar mengatakan peningkatan besar dalam hubungan bilateral diakui dalam pembicaraan dan saling menguntungkan sangat jelas.
“… Saya mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada rakyat dan pemerintah Maladewa,” tambahnya di Twitter.
Merujuk pembicaraannya dengan Menteri Luar Negeri Bhutan Dandy Dorjee, Jaisankar mengatakan hubungan unik kedua negara masih kuat di tengah tantangan virus Corona.
“Pembicaraan hangat dan pertukaran ucapan Tahun Baru dengan MBFMBhutan. Kami mengevaluasi kemajuan berkelanjutan dalam kemitraan pembangunan kami. Hubungan unik kami masih kuat di tengah tantangan Corona,” kata Jaisankar.
Dia berbicara dengan Menteri Luar Negeri AS Anthony Blingen pada Senin malam dan dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Selasa.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters