Pada tanggal 19 September 2024, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta mengumumkan bahwa Inggris telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Indonesia untuk kerja sama di bidang mineral kritis.
{alcircleadd}
Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara dan terkenal dengan sumber daya mineralnya yang melimpah, akan bekerja sama dengan Inggris untuk meningkatkan dialog kebijakan, bertukar pengetahuan teknis, dan mengembangkan keahlian di bidang-bidang utama seperti ketahanan rantai pasokan, pemrosesan berkelanjutan (hulu dan hilir). , dan penilaian kekritisan mineral. Laporan tersebut tidak memberikan rincian spesifik mengenai kesepakatan tersebut.
Dengan cadangan bauksit, timah, dan tembaga yang melimpah, Indonesia merupakan produsen bijih nikel terbesar di dunia. Negara ini berupaya meningkatkan nilai sumber daya mineralnya. Negara ini secara aktif berupaya menarik investasi untuk mengolah mineral ini dan meningkatkan produksi baterai kendaraan listrik. Inisiatif ini mengikuti pendekatan baru-baru ini yang dilakukan Amerika Serikat, yang dua bulan lalu mengundang Indonesia untuk bergabung dalam kemitraan multinasional.
Setelah menandatangani kesepakatan dengan Menteri Energi Indonesia, Menteri Pembangunan Inggris Anneliese Dodds mengatakan “kemitraan ini akan membuat kedua negara memainkan peran penting dalam rantai pasokan mineral yang penting”.
Sejak Indonesia melarang ekspor bijih nikel yang belum diolah pada tahun 2020, negara ini telah memperluas sektor pengolahan nikelnya secara signifikan. Namun, para pemerhati lingkungan telah menyampaikan kekhawatirannya, menuduh industri ini berkontribusi terhadap deforestasi dan menyebabkan polusi air dan udara dari operasi penyulingan.
Dalam pernyataannya pada 18 September 2024, Dodds mengatakan kemitraan Inggris dengan Indonesia bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja lokal sekaligus melindungi lingkungan dari dampak buruk pertambangan. Kerja sama “sangat penting,” tegasnya.
Mineral penting, khususnya logam tanah jarang, memainkan peran penting baik dalam industri pertahanan maupun sipil Inggris. Mereka adalah komponen penting dalam katalis kimia, laser, magnet berdaya tinggi, baterai, LED, kacamata penglihatan malam, hard drive komputer, dan baterai lithium-ion. Mineral ini juga penting untuk teknologi maju seperti aeronautika, sistem pengawasan militer, dan komunikasi satelit.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters