JAKARTA, 3 Mei (Reuters) – Indonesia telah memotong insentif pajak untuk mengekang investasi pada produk nikel berkualitas rendah, yang bertujuan untuk mengekstraksi sebanyak mungkin nilai dari cadangan nikelnya yang kaya dan menekan lebih lanjut investasi hilir, kata seorang menteri kabinet pada hari Rabu.
Pemerintah menargetkan investasi sekitar $95 miliar tahun ini dan terus berfokus pada industri pemrosesan sumber daya alam, tetapi ingin menghemat cadangan nikel terbesar di dunia untuk produk bernilai lebih tinggi, seperti baterai kendaraan listrik.
Sejak pelarangan ekspor bijih nikel pada tahun 2020, investasi smelter telah meningkat di Indonesia, namun sebagian besar hasilnya adalah feronikel atau nickel pig iron (NPI), yang digunakan dalam stainless steel, yang biasanya hanya mengandung 30% hingga 40% nikel.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tidak akan lagi memberikan tax holiday untuk investasi di NPI.
“Hilirisasi berarti mencapai setidaknya 60% hingga 70% kandungan nikel di Indonesia dan bukan hanya untuk produk setengah jadi,” kata Bahlil kepada Reuters dalam sebuah wawancara.
“Investasi NBI bisa impas dalam empat sampai lima tahun, kenapa kita harus memberikan tax holiday 10 tahun? Itu tidak adil,” imbuhnya.
Dia menolak mengomentari diskusi Indonesia dengan perusahaan seperti pembuat mobil AS Tesla dan Grup BYD China untuk mendorong investasi.
Sementara itu, pasar nikel global menghadapi kelebihan pasokan besar-besaran tahun ini karena produksi Indonesia meningkat. International Nickel Survey Group (INSG) memperkirakan surplus sebesar 239.000 ton, terbesar dalam setidaknya satu dekade.
Perusahaan seperti Trimega Bangun Persada ( TBP ) ( NCKL.JK ) dan Merdeka Battery Materials ( MBMA.JK ) menambah kapasitas.
Anak perusahaan TBP saat ini memiliki kapasitas gabungan pabrik feronikel sebesar 305.000 ton per tahun dan berencana untuk menambah 12 lini produksi lagi. Merdeka saat ini memiliki kapasitas NPI sebesar 38.000 ton dan smelter ketiga berkapasitas 50.000 ton diharapkan mulai beroperasi pada paruh kedua tahun ini.
Pabrik peleburan di masa depan akan ditenagai oleh sumber energi terbarukan, tetapi detailnya masih disetrika, kata Bahlil.
($1 = 14.680,0000 rupiah)
Laporan Fransiska Nangoy dan Stefanno Sulaiman; Diedit oleh Elaine Hartcastle
Standar kami: Prinsip Kepercayaan Thomson Reuters.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters