Deskripsi acara
Tanggal deteksi pemicu adalah 24-08-2023
Apa yang terjadi, dimana dan kapan?
Badan Meteorologi Indonesia melalui laporan resminya yang dirilis pada Agustus 2023 memperkirakan prakiraan El Niño dan Dipole Samudera Hindia yang mengindikasikan perubahan suhu masing-masing Samudera Pasifik dan Samudera Hindia akan terjadi bersamaan pada musim kemarau 2023. [1]. Akibat kebetulan kedua peristiwa tersebut, peristiwa El Niño menyebabkan penurunan curah hujan di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan prakiraan BMKG, musim kemarau (yang ditentukan berdasarkan hari tanpa hujan) mencapai puncaknya pada Oktober 2023 di sejumlah wilayah seperti Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Pulau Jawa, atau November 2023 di Bali, Nusa Timur. Wilayah Tengara dan Nusa Tenggara Barat mengalami pertumbuhan akibat anomali suhu Samudera Pasifik yang mencapai indeks 0,8 mendekati ambang batas 1, yang mana pada saat itu status El Niño berubah dari “lemah” menjadi “sedang”. “.
BMKG memperbarui prakiraan pada Oktober 2023 bahwa El Nino akan tetap “sedang” pada November 2023 hingga Februari 2024, menyusul prakiraan yang dirilis pada Agustus. Menambah prakiraan tersebut, BMKG mencatat fenomena El Nino akan terus berlanjut setelah Februari. [2]. Akibatnya, banyak wilayah atau wilayah di Indonesia yang akan terus mengalami kekeringan berkepanjangan atau berkurangnya curah hujan di wilayah tersebut setelah bulan November 2024, karena El Niño memicu kemungkinan rendahnya curah hujan. Dengan kemungkinan terjadinya kekeringan berkepanjangan, dampak negatifnya akan terus terasa. menyebabkan lebih banyak kerusakan pada masyarakat dan kesejahteraan mereka. Menanggapi perkiraan tersebut, BMKG menyarankan pemangku kepentingan terkait seperti pemerintah provinsi/kabupaten dan kementerian teknis (termasuk penanggulangan bencana di tingkat provinsi dan wilayah) untuk terus menerapkan langkah-langkah kesiapsiagaan di wilayah mereka. Namun indeks masih akan terus melemah menuju posisi netral.
Menurut BMKG, mulai Maret 2024 indeks El Nino masih akan terus melemah menuju level netral hingga akhir tahun. Berdasarkan pemodelan, lebih banyak wilayah, terutama di wilayah Indonesia bagian utara, yang akan mulai diguyur hujan atau hujan deras. Ketika fenomena ini terus berlanjut, secara teori, curah hujan tidak bisa menjadi satu-satunya indikator berakhirnya El Niño. Oleh karena itu, prakiraan lebih lanjut akan dikeluarkan berdasarkan pemantauan cuaca dan iklim bulanan di seluruh Indonesia.
Tautan:
[1] BMKG Dwikorita, dapat diakses di: https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=kemarau-kering-bmkg-ingatkan-ancaman-gagal-panen-dankarhutla&tag=press-release&lang=ID [2] BMKG Dwikorita, dapat diakses di: https://bpbd.ngawikab.go.id/2023/10/29/bmkg-prediksi-kapan-el-nino-ri-berakhir-januari-2024/“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters