JAKARTA: Indonesia berencana membangun sistem angkutan kereta ringan di pulau resor populer Bali tahun depan untuk memudahkan lalu lintas dari bandara, kata seorang menteri senior.
Bali yang bergantung pada turis menarik jutaan pengunjung asing setiap tahunnya dan jalan-jalan sempit di pulau yang dipenuhi pantai ini telah tersumbat kemacetan lalu lintas sejak dibuka kembali setelah pandemi Covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Bandjaitan mengatakan pada hari Kamis bahwa sistem light rail transit (LRT) akan dibangun di bawah tanah untuk menghubungkan bandara internasional pulau itu dengan kawasan wisata populer Canggu dan Seminyak.
“LRT (di Bali) akan berada di bawah tanah, sehingga lalu lintas di bandara Bali dapat diatur…pada tahun 2025-2026,” katanya di ibu kota, Jakarta, seperti diberitakan media lokal.
Saat itu bandara diperkirakan menerima 24 juta pengunjung setiap tahunnya, katanya.
“Jika kita tidak melakukan itu, kita bisa terjebak di bandara selama tiga jam pada tahun 2026,” katanya kepada wartawan.
Proyek yang diperintahkan Presiden Joko Widodo ini telah menarik minat investasi di Seoul, Tokyo, dan Beijing, katanya.
“Ada Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok. Kami akan mengirim orang ke sana dengan cepat dan terjangkau agar kami dapat melakukan transfer teknologi,” katanya ketika ditanya siapa yang dapat membantu mendanai proyek tersebut.
Dengan sedikit pengecualian, bangunan di Bali tidak boleh dibangun lebih tinggi dari 15 meter (50 kaki) menurut hukum setempat.
Sebuah LRT baru-baru ini dibuka di Jakarta, yang menurut Widodo akan membantu mengurangi kemacetan dan mengurangi polusi di kota metropolitan tersebut.
Layanan kereta api berkecepatan tinggi yang didanai Tiongkok dari Jakarta ke kota Bandung di Jawa juga akan diluncurkan minggu depan.
Langkah lain yang direncanakan untuk tahun depan adalah menerapkan pajak sebesar 150.000 rupee ($10) pada wisatawan untuk mendanai pelestarian budaya karena pulau Bali menggunakan popularitasnya untuk mencoba melestarikan pesona tropisnya.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters