Jakarta: Pihak berwenang Indonesia telah menyita 5,3 juta meter persegi (530 hektar) tanah dan properti di beberapa kota sebagai bagian dari upaya untuk memulihkan pinjaman negara yang tidak dibayarkan ke bank selama krisis keuangan Asia 1998, kata menteri.
Tanah tersebut digunakan sebagai jaringan untuk dana talangan dan mencakup 251.992 meter persegi (25,2 hektar) di Tangerang, sebelah barat ibukota Jakarta.
Hal itu disampaikan Menteri dalam konferensi pers yang diadakan di tanah yang disita, di mana pejabat memasang tanda yang mengumumkan akuisisi oleh pemerintah.
Mabot mengatakan pemilik lipo dan bank lipo yang sekarang sudah tidak berfungsi telah menyerahkan tanah itu kepada perusahaan restrukturisasi bank Indonesia untuk mengurangi utang.
Tanah yang sebelumnya dimiliki oleh Lipo telah berada di bawah kendali pemerintah selama 21 tahun dan perusahaan properti itu tidak memiliki hutang kepada negara, kata ketua penghubung perusahaan Lipo Karawasi Danang Kemayan kepada Caste Reuters.
“Kami mendukung upaya pemerintah untuk memulihkan aset pemerintah,” katanya dalam pesan teks.
Langkah Jumat adalah penyitaan pertama yang diumumkan oleh satuan tugas baru yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo awal tahun ini.
Runtuhnya ekonomi terbesar di Asia Tenggara di tengah kerusuhan yang membantu menggulingkan Presiden Suharto yang perkasa adalah bagian dari dukungan keuangan miliaran dolar yang diberikan pemerintah kepada kreditur selama krisis 1998.
Kantor Mahmoud mengatakan awal pekan ini bahwa putra bungsu mendiang presiden, Hudomo “Tommy” Mandala Putra, telah dipanggil dengan jaminan $2,6 triliun. Tommy tidak segera dapat dimintai komentar dan media melaporkan bahwa pengacaranya hadir.
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indira mengatakan pada konferensi pers yang sama bahwa kelompok kerja akan mencoba untuk menindaklanjuti aset asing berikutnya.
(US$1 = 14.415.000 rupiah)
(Laporan oleh Gayatri Suroyo, Stanley Vidianto, Bernard Cristina Munde dan Augustinis Pio da Costa; Disunting oleh Martin Betty dan Ed Davis)
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters