JAKARTA: Fortesque Metals Group Australia dan Tsinghan Holding Group China dapat menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun pabrik industri untuk melelehkan logam di dekat pembangkit listrik tenaga air yang direncanakan di pulau Kalimantan, kata menteri Indonesia.
Perusahaan telah melakukan pembicaraan sejak awal tahun ini, dan Menteri Kelautan dan Investasi, Luhut Bondjeitan, mengatakan peleburan bijih besi, nikel dan tembaga di perkebunan dapat dimulai sebelum 2023.
Fortesque bisa menginvestasikan $ 12 miliar, sementara Tsing berpotensi memompa $ 30 miliar, yang ditunjukkan oleh Luhut saat presentasi, Selasa (24 Agustus).
“Total investasi, termasuk bendungan, akan US$ 100 miliar yang akan selesai dalam 10 tahun,” kata menteri sambil menambahkan bahwa batu pondasi direncanakan pada Oktober.
Fortesque dan Tsinghuan tidak segera menanggapi permintaan komentar.
September lalu, Fortescue Future Industries (FFI), anak perusahaan Fortescue, menandatangani perjanjian dengan manajemen FFI untuk melakukan studi kelayakan penggunaan sumber daya tenaga air dan panas bumi Indonesia untuk operasi industri, potensi pasokan domestik dan ekspor.
FFI mengumumkan proyek energi hijau global yang ambisius, sebagian besar melalui hidrogen hijau. Ia berencana untuk mendanai sebagian besar proyeknya dari neraca, menginvestasikan sekitar $ 1 miliar per tahun dengan uangnya sendiri.
Tsingshan sudah memiliki investasi besar di Indonesia mulai dari kawasan industri hingga pengolahan baja.
Produsen nikel Indonesia akan mulai memproses bijih nikel laterit yang digunakan dalam baterai lithium dan akhirnya menjadi pusat global untuk produksi dan ekspor kendaraan listrik (EV).
Penambang dan perusahaan EV sangat ingin memastikan bahwa rantai pasokan baterai mereka memenuhi persyaratan ramah lingkungan dan enggan berinvestasi dalam proyek berbahan bakar batu bara, yang umumnya diandalkan oleh pabrik peleburan nikel di Indonesia.
Kawasan peleburan logam baru terletak di pulau Kalimantan, Indonesia, dekat Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air Cyan 11.000 MW di Provinsi Kalimantan Utara.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters