Jakarta: Indonesia Pemroses tes dan pelacakan Pemerintah-19 sedang menyelidiki kelemahan keamanan yang mencurigakan yang telah mengungkapkan informasi pribadi dan kesehatan 1,3 juta orang, kata seorang pejabat kementerian kesehatan, Selasa.
Peneliti penyedia enkripsi vpnMentor Informasi pribadi yang terdapat dalam aplikasi Indonesia Health Alert Card (EHAC) yang sering digunakan oleh wisatawan dapat diakses “karena kurangnya protokol yang ditetapkan oleh pengembang aplikasi”.
Anas Maroof, pejabat kementerian kesehatan yang mengawasi data, mengatakan pemerintah melihat potensi pelanggaran, tetapi potensi cacat ada di versi aplikasi sebelumnya, yang belum digunakan sejak Juli.
“EHAC dari versi lama berbeda dengan sistem eHAC yang merupakan bagian dari aplikasi baru,” ujarnya. “Saat ini, kami sedang menyelidiki pelanggaran yang mencurigakan ini.”
Sistem EHAC kini menjadi bagian dari aplikasi Peduli Lintungi (satpam) yang digalakkan pemerintah untuk berbagai keperluan tracking, termasuk masuk mall.
Anas mengimbau masyarakat untuk menghapus aplikasi lama dan mengatakan pelanggaran tersebut mungkin berasal dari mitra. Dia mengatakan sistem eHAC saat ini dikelola oleh pemerintah dan keamanannya “terjamin”.
Peneliti VpnMentor mengatakan cacat ini dapat membuat orang terkena phishing atau peretasan, serta mendorong penggunaan prosesor pelacakan Covit-19.
Para ahli mengatakan pelanggaran data semacam itu menunjukkan infrastruktur keamanan siber Indonesia yang lemah. Pada bulan Mei, pihak berwenang juga meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran data Jaminan Sosial dari perusahaan asuransi negara itu.
Peneliti penyedia enkripsi vpnMentor Informasi pribadi yang terdapat dalam aplikasi Indonesia Health Alert Card (EHAC) yang sering digunakan oleh wisatawan dapat diakses “karena kurangnya protokol yang ditetapkan oleh pengembang aplikasi”.
Anas Maroof, pejabat kementerian kesehatan yang mengawasi data, mengatakan pemerintah melihat potensi pelanggaran, tetapi potensi cacat ada di versi aplikasi sebelumnya, yang belum digunakan sejak Juli.
“EHAC dari versi lama berbeda dengan sistem eHAC yang merupakan bagian dari aplikasi baru,” ujarnya. “Saat ini, kami sedang menyelidiki pelanggaran yang mencurigakan ini.”
Sistem EHAC kini menjadi bagian dari aplikasi Peduli Lintungi (satpam) yang digalakkan pemerintah untuk berbagai keperluan tracking, termasuk masuk mall.
Anas mengimbau masyarakat untuk menghapus aplikasi lama dan mengatakan pelanggaran tersebut mungkin berasal dari mitra. Dia mengatakan sistem eHAC saat ini dikelola oleh pemerintah dan keamanannya “terjamin”.
Peneliti VpnMentor mengatakan cacat ini dapat membuat orang terkena phishing atau peretasan, serta mendorong penggunaan prosesor pelacakan Covit-19.
Para ahli mengatakan pelanggaran data semacam itu menunjukkan infrastruktur keamanan siber Indonesia yang lemah. Pada bulan Mei, pihak berwenang juga meluncurkan penyelidikan atas dugaan pelanggaran data Jaminan Sosial dari perusahaan asuransi negara itu.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters