JAKARTA (Reuters) – Indonesia membukukan surplus perdagangan sedikit lebih besar dari perkiraan sebesar $3,56 miliar pada bulan April karena negara ini melihat impor yang lebih kecil dari perkiraan, data dari Biro Statistik menunjukkan pada hari Rabu.
Jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom memperkirakan surplus sebesar $3,30 miliar. Indonesia mengalami surplus sebesar $4,47 miliar pada bulan Maret.
Negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini telah melaporkan surplus perdagangan barang setiap bulannya sejak bulan Mei 2020, namun surplus tersebut semakin mengecil akhir-akhir ini di tengah melemahnya ekspor.
Ekspor dari negara yang kaya sumber daya alam ini terpukul oleh jatuhnya harga komoditas dan melemahnya perdagangan global selama lebih dari setahun.
Pada bulan April, ekspor naik 1,72% menjadi $19,62 miliar, di bawah perkiraan para ekonom yang disurvei oleh Reuters sebesar 4,57%. Meskipun berada di bawah perkiraan, ekspansi ekspor pada bulan April merupakan yang pertama bagi Indonesia dalam 11 bulan terakhir.
Nilai ekspor batubara menurun sebesar 19,26% year-on-year menjadi $2,61 miliar, meskipun volume ekspor meningkat akibat dampak penurunan harga batubara global. Batubara merupakan ekspor terbesar Indonesia.
Impor naik 4,62% menjadi $16,06 miliar, dibandingkan dengan perkiraan ekonom yang memperkirakan kenaikan tahunan sebesar 8,69%.
(Laporan Gayatri Suryo dan Ananda Theresia; Editing oleh John Mair dan Gerry Doyle)
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters