November 24, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Indonesia memangkas perkiraan pertumbuhan PDB tahun 2025 menjadi 5,1%-5,5%

Indonesia memangkas perkiraan pertumbuhan PDB tahun 2025 menjadi 5,1%-5,5%

JAKARTA: Pemerintah Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan berada antara 5,1 persen dan 5,5 persen pada tahun 2025, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indravati kepada parlemen pada hari Senin, sedikit lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang berkisar antara 5,3 persen hingga 5,6 persen.

Prospek pertumbuhan berdasarkan APBN 2025 dibahas bersama dengan proyeksi imbal hasil obligasi dan nilai tukar rupee.

Presiden Joko Widodo mengkonfirmasi angka-angka tersebut dan akan menyampaikan anggaran tahun 2025 ke parlemen pada pertengahan Agustus dan anggota parlemen diperkirakan akan membahas rencana tersebut bulan depan, dengan penerusnya, Prabowo Subianto, yang mulai menjabat pada bulan Oktober.

Para pejabat mengatakan tim transisi Presiden terpilih Prabowo bekerja sama dengan Kementerian Keuangan agar anggaran tahun 2025 mencerminkan rencananya setelah ia menjabat.

Sri Muliani mengatakan proyek andalan Prabowo, inisiatif baru peningkatan gizi anak sekolah, akan masuk pada tahun anggaran 2025, namun tidak memberikan rinciannya.

Beberapa analis telah memperingatkan tingginya biaya yang harus ditanggung oleh janji kampanye Prabowo untuk menyediakan makanan gratis kepada 83 juta anak, dan mengatakan bahwa hal ini dapat merusak rekam jejak regulasi keuangan Indonesia.

Pada bulan Februari, kelompoknya memperkirakan biayanya sebesar $7,7 miliar pada tahun pertama. Kubu Prabowo mengatakan hal ini dapat memacu pertumbuhan hingga 2,6 poin persentase pada tahun 2029 jika diterapkan sepenuhnya.

Meskipun prospek pertumbuhan PDB lemah, pemerintah akan menyusun anggaran tahun depan dengan proyeksi defisit sebesar 2,45 persen hingga 2,82 persen PDB, mendekati kisaran sebelumnya sebesar 2,48 persen hingga 2,80 persen PDB.