Oleh Francisca Nangoy dan Bernadette Cristina
JAKARTA (Reuters) – Perusahaan energi negara Indonesia, Pertamina, dan perusahaan minyak Amerika ExxonMobil (NYSE 🙂 dan Chevron Carbon (NYSE: ) sedang memajukan diskusinya untuk berinvestasi pada fasilitas penangkapan karbon, sementara Exxon sedang mengincar proyek petrokimia di negara tersebut.
Pertamina dan Exxon telah sepakat untuk melakukan evaluasi lebih lanjut atas investasi senilai $2 miliar pada fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) menggunakan dua cekungan bawah tanah di Laut Jawa, kata Pertamina dalam pernyataannya, Selasa.
Pusat CCS dengan Exxon berpotensi menghemat setidaknya 3 gigaton karbon dioksida yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik di Indonesia dan negara lain, kata Direktur Utama Pertamina Nikke Vidyawati.
Wakil Presiden Senior Exxon Mobil Jack Williams mengatakan Exxon dan Pertamina memiliki potensi untuk mengurangi emisi dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Perjanjian tersebut ditandatangani saat Presiden Indonesia Joko Widodo berada di Washington untuk bertemu dengan Presiden AS Joe Biden menjelang pertemuan APEC di San Francisco pekan ini.
Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya “siap menggunakan potensi CCS Indonesia untuk kemajuan industri rendah karbon, investasi dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia,” kata pejabat senior pemerintah Jody Maharty.
Indonesia ingin menggunakan cadangan hidrokarbonnya yang sudah habis untuk penyimpanan karbon dan sedang menyelesaikan peraturan yang akan membuka proyek penyimpanan untuk menyimpan karbon dari luar negeri.
Negara di Asia Tenggara ini memiliki kapasitas penyimpanan karbon sebesar 8 gigaton di reservoir dangkal, sementara pemanfaatan akuifer garam dapat menambah kapasitas sebesar 400 gigaton.
Dalam kunjungan yang sama, Pertamina melalui tiga unitnya sepakat untuk berbagi informasi dengan Chevron untuk mengembangkan situs CCS atau Carbon Capture Use and Storage (CCUS) di Kalimantan Timur.
Informasi dapat mencakup data geografis dan geofisika, peta dan informasi komersial, serta materi lainnya.
Pertamina, Chevron dan Mubadala Energy dari Uni Emirat Arab telah menandatangani perjanjian eksplorasi bersama untuk mengeksplorasi energi panas bumi di Sulawesi Utara, Indonesia.
Salah satu unit Exxon telah menandatangani perjanjian awal dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk menjajaki investasi pada proyek petrokimia untuk memproduksi polimer di Indonesia.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters