Pada hari Rabu, Menteri Perdagangan Indonesia Zulkifli Hasan mengumumkan bahwa negaranya akan melarang transaksi e-commerce di jaringan media sosial, yang merupakan pukulan besar bagi rencana regional raksasa Tiongkok, TikTok.
Sebuah langkah laporan Reuters, Zulkifli dalam jumpa pers mengatakan aturan tersebut bertujuan untuk melindungi pedagang dan pasar offline. Dia mengatakan predatory pricing pada platform media sosial mengancam jutaan usaha kecil dan menengah di negara ini.
“Saat ini e-commerce belum bisa menjadi media sosial. Terfragmentasi,” kata Zulfikli. Menurut Penjaga, menggambarkan regulasi sebagai sarana untuk memastikan “kesetaraan dalam persaingan usaha”. Dia Dia juga berkata Larangan tersebut bertujuan untuk mencegah dominasi algoritmik dan penggunaan data pribadi untuk kepentingan komersial.
Larangan tersebut, yang akan segera berlaku, “bertujuan untuk menciptakan lingkungan e-commerce yang adil, sehat dan bermanfaat dengan melarang pasar dan penjual media sosial bertindak sebagai produsen dan memfasilitasi transaksi pembayaran pada sistem elektroniknya,” kata Hassan. Menurut sebuah laporan Kementerian Perdagangan dirilis pada hari Rabu.
Platform media sosial utama yang terkena dampak langkah ini adalah jaringan berbagi video pendek TikTok. Platform ini dimiliki oleh ByteDance Tiongkok 125 juta pengguna aktif bulanan Di Indonesia, Kebanyakan dari negara mana pun Selain Amerika, negara ini juga berupaya untuk menjadikan hal ini sebagai sumber utama pendapatan e-commerce Toko Tik Tok, yang memungkinkan pengguna memposting iklan video yang tertaut langsung ke produk mereka. Kata Bite Dance Sekitar 6 juta penjual Dan hampir 7 juta pembuat afiliasi menggunakan TikTok Shop di Indonesia.
Indonesia melihat Hampir $52 miliar Mayoritas penjualan e-commerce pada tahun 2022 terjadi di platform e-commerce khusus seperti Tokopedia, yang dijalankan oleh perusahaan teknologi Indonesia GoTo, Shopee dari Singapura, dan raksasa e-commerce Tiongkok, Alibaba, Lazada. Sejak diluncurkan pada tahun 2021, Tik Tok Shop telah berhasil menguasai sekitar 5 persen pasar e-commerce, menurut data dari konsultan Momentum Works.
Zulfikli mengatakan, jika platform media sosial ingin berbisnis online, mereka harus mengajukan izin e-commerce tersendiri. Dia mengatakan aturan baru ini akan menetapkan harga minimum $100 untuk impor tertentu dan juga akan berlaku untuk perusahaan e-commerce yang sudah mapan.
Dalam sebuah pernyataan Dikutip kemarin Melalui Associated Press, TikTok menyatakan menyesali keputusan pemerintah Indonesia, namun menyatakan akan menghormati peraturan baru tersebut dan “mengambil jalur konstruktif ke depan.”
“Kami sangat menyesalkan pengumuman pemerintah, terutama bagaimana hal itu akan berdampak pada mata pencaharian enam juta penjual dan hampir tujuh juta pembuat afiliasi yang menggunakan TikTok Shop,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Langkah ini dilakukan pada saat yang buruk bagi TikTok. Pada bulan Juni, CEO perusahaan Show Ji Xiu memberikan pidato di Jakarta di mana ia mengumumkan perusahaan tersebut Berencana untuk menuangkan “Miliaran dolar” di Asia Tenggara selama beberapa tahun ke depan, sebagian besar ditujukan untuk memperluas kehadiran e-commerce perusahaan. Meskipun baru diluncurkan pada tahun 2021, TikTok Shop menjual produk senilai $4,4 miliar di Asia Tenggara tahun lalu. Diharapkan demikian Tahun ini jumlahnya akan meningkat menjadi $15 miliarMenurut firma riset Momentum Works.
Larangan ini mencerminkan kesediaan pemerintah Indonesia untuk melenturkan peraturannya melalui subsidi, larangan ekspor, dan tindakan lain untuk mendukung kepentingan politik dan ekonominya. Sementara itu, pemerintahan Presiden Joko Widodo tampaknya khawatir akan potensi kerusuhan politik jika e-commerce meluas di negara ini. 64 juta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah berada di ambang kelangsungan hidup.
Menurut Menteri Koperasi dan Industri Kecil dan Menengah Andhra Pradesh Deten Mastuki dikunjungi Di Pasar Grosir Tanah Abang, ia mengecam toko TikTok karena melakukan “penetapan harga predator”. Ia mengatakan, banyak pedagang di pasar yang mengalami kerugian keuntungan lebih dari 50 persen karena menjual barang impor dengan harga sangat murah secara online.
Sebagai Anshuman Taka Menulis kemarin Mengomentari Reuters, jutaan pemilik toko dan bisnis lokal di negara tersebut “mewakili suara yang cukup besar yang tidak dapat diabaikan oleh para politisi – dan pemilu nasional, termasuk presiden baru, akan berlangsung kurang dari lima bulan lagi.”
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters