November 21, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Indonesia berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India karena terlambat panen

Indonesia berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India karena terlambat panen

Produksi beras Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai 30,34 juta metrik ton, turun 2,43% dari tahun lalu, menurut kantor statistik negara. Penurunan tersebut mencerminkan dampak tertundanya musim tanam dan panen di tengah cuaca kemarau yang berkepanjangan.

Indonesia sedang mempertimbangkan untuk mengimpor 1 juta metrik ton beras dari India pada tahun 2025 untuk melindungi pasokan dalam negeri di tengah tertundanya panen. Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkipli Hasan usai rapat sela pada hari Selasa, lapor Indonesia Business Post. Usulan impor tersebut merupakan respons terhadap penurunan produksi yang diperkirakan terjadi pada awal tahun 2025, didorong oleh tertundanya musim tanam dan panen akibat cuaca kemarau yang berkepanjangan.

Arif Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, menjelaskan kebutuhan mendesak tersebut, dengan mengatakan ‘kita membutuhkan tambahan 1 juta ton pada bulan Februari’. Dia mencatat bahwa produksi biasanya rendah antara bulan Desember dan Februari, sehingga menambah kekurangan tersebut.

Produksi beras Indonesia pada tahun 2024 akan mencapai 30,34 juta metrik ton, turun 2,43% dari tahun lalu, menurut kantor statistik negara. Penurunan tersebut mencerminkan dampak tertundanya musim tanam dan panen di tengah cuaca kemarau yang berkepanjangan.

Dengan permintaan beras tahunan dari 280 juta penduduk Indonesia, negara ini telah beralih ke sumber-sumber internasional untuk mengisi kesenjangan tersebut. Impor beras telah meningkat secara signifikan dalam dua tahun terakhir, melebihi 3 juta metrik ton per tahun.

Indonesia menargetkan mengimpor 3,6 juta ton beras tahun ini. Sementara itu, pemerintah berencana mengembangkan 3 juta hektar sawah baru dalam 3-4 tahun ke depan untuk memenuhi tujuan swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Menambah potensi peningkatan perdagangan, India baru-baru ini melonggarkan pembatasan ekspor. Menanggapi hasil panen yang melimpah, India menghapuskan harga dasar ekspor beras non-basmati dan membebaskan beras giling dan beras merah (berkupas) dari bea keluar, sehingga menjadikan beras India lebih kompetitif di pasar internasional.

Baru-baru ini, Badan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Indonesia, Pulak, mengidentifikasi strategi pengadaan yang diperluas. Awalnya, tender Bulog untuk membeli 340.000 metrik ton beras hanya mengizinkan pasokan dari Thailand, Kamboja, Vietnam atau Pakistan. Namun, pemberitahuan yang dikirimkan kepada para pedagang pada hari Selasa mengatakan bahwa beras asal India juga mungkin ditawarkan, yang menunjukkan bahwa Indonesia terbuka untuk menerima beras India dalam tender mendatang.

Produksi beras nasional Indonesia mengalami penurunan selama lima tahun terakhir. Selain kegagalan panen akibat bencana alam yang terkait dengan perubahan iklim, termasuk serangan hama dan penyakit serta fenomena El Niño, penurunan ini juga dipicu oleh menyusutnya lahan pertanian.”

READ  Gravel menerima dana dari NEA untuk mendukung pertumbuhan industri konstruksi di Indonesia