Mulaibaru, 18 Oktober
Harimau Sumatera, yang terperangkap dalam jebakan di pulau Sumatera, Indonesia, ditemukan tewas pada hari Senin, dengan para pejabat memperkirakan bahwa jumlah terbaru telah turun menjadi sekitar 400 pada hari Senin.
Seekor harimau betina berusia 4 hingga 5 tahun ditemukan mati pada hari Minggu di dekat Suaka Margasatwa Bukit Pattu di distrik Bengal provinsi Riyaz, menurut Fifin Arfiana Jogasara, kepala organisasi keamanan Riya.
Jogasara mengatakan Jogasara dipastikan meninggal karena dehidrasi lima hari setelah dijebak harimau.
Dia mengatakan perusahaannya akan bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam penyelidikan.
Menurut Daftar Merah Spesies Terancam Punah IUCN, harimau sumatera, subspesies harimau yang paling terancam punah, berada di bawah tekanan tinggi akibat perburuan liar di habitat hutannya. Diperkirakan kurang dari 400 ekor harimau sumatera berada di alam bebas.
Ini adalah pembunuhan terbaru hewan langka di pulau Sumatera. Aktivis konservasi mengatakan wabah virus corona meningkat ketika penduduk desa kembali berburu karena alasan ekonomi.
Tiga harimau Sumatera, termasuk dua anaknya, tewas pada akhir Agustus setelah terperangkap di Kawasan Ekologi Pecundang untuk perlindungan LTTE di provinsi Aksai.
Awal Juli lalu, seekor harimau betina ditemukan tewas dengan luka akibat jebakan di Kabupaten Aceh Selatan.
Gajah itu ditemukan tanpa kepala pada 11 Juli di sebuah kebun sawit di Aceh Timur.
Polisi telah menangkap seorang tersangka pemburu bersama empat orang lainnya yang dituduh membeli gading dari bangkai hewan.
Pada bulan Juni, polisi Aceh menangkap empat pria yang dituduh menjebak harimau dan menjual jasadnya seharga 100 juta rupee (USD 6.900).
Beberapa hari kemudian, harimau sumatera lainnya mati setelah memakan kambing beracun tikus di negara tetangga Sumatera Utara. A.P.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters