- Gempa terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat di Indonesia
- Magnitudonya 5,7 dan terjadi pada kedalaman sekitar 6,2 mil.
- Karena Indonesia terletak di beberapa lempeng tektonik, Indonesia merupakan sarang gempa bumi
Gempa bumi berkekuatan 5,7 skala Richter melanda Laut Halmahera di Indonesia pada hari Senin, kata Pusat Geosains Jerman (GFZ).
GFZ mengatakan gempa itu memiliki kedalaman 6,21 mil dan terjadi 26 mil di lepas pantai Pulau Obi pada pukul 13.30 waktu setempat (07.30 waktu Inggris).
Menurut Badan Meteorologi BMKG, gempa berkekuatan 5,7 SR tersebut merupakan gempa keempat yang melanda Tanah Air pada hari ini saja, setelah gempa pertama pada hari itu tercatat berkekuatan 5,6 SR dan terjadi pada pukul 10.24 WIB.
Indonesia terletak di titik pertemuan antara lempeng tektonik Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia, sehingga menjadikannya sarang gempa bumi.
Akibat interaksi kompleks antar lempeng tektonik, negara ini mengalami tiga kali gempa bumi setiap hari.
Gempa bumi berkekuatan 5,7 skala Richter melanda Laut Halmahera di Indonesia pada hari Senin (File foto Laut Halmahera)
Indonesia terletak di titik pertemuan lempeng tektonik Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia sehingga menjadi sarang gempa bumi (File foto Laut Halmahera)
Sistem kepulauan di Indonesia berarti bahwa sebagian besar gempa bumi terjadi di laut dan hanya menimbulkan sedikit kerusakan, namun jika terjadi di daratan yang berpenghuni, gempa tersebut dapat menimbulkan dampak yang sangat dahsyat.
Bulan lalu, dua orang tewas dan hampir 160 orang terluka setelah gempa berkekuatan 5,1 skala Richter melanda Jawa Barat, menghancurkan rumah-rumah dan tempat usaha.
Kedua korban tewas adalah anak-anak – satu meninggal karena luka-luka akibat tertimpa puing-puing dan yang lainnya menderita kejang.
Ratusan orang terpaksa mengungsi dari rumah mereka setelah 784 rumah runtuh dan lebih dari 5.500 bangunan rusak.
Secara total, gempa bumi menyebabkan kerusakan senilai lebih dari £19 juta di wilayah tersebut.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters