Perdana Menteri Narendra Modi dan Presiden Indonesia Joko Widodo membahas KTT G20 yang akan diadakan di Asia Tenggara tahun ini dan di India tahun depan.
Modi dan Widodo yang akan menjadi undangan khusus tahun ini mengadakan pertemuan bilateral di sela-sela KTT G7 di Schloss Elmaw, Jerman. Keduanya membahas KTT G20 yang akan diadakan di Bali, Indonesia pada November tahun ini dan KTT G20 yang akan diselenggarakan oleh Perdana Menteri India pada 2023. Mereka juga bertukar pandangan tentang isu-isu global dan regional yang menjadi kepentingan bersama. Melalui Kementerian Luar Negeri di New Delhi.
Baca selengkapnya: Perdana Menteri mencari investasi dari negara-negara G7 untuk mendukung transisi energi bersih India
Modi juga mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa di sela-sela KTT G7. Kedua pemimpin meninjau kemajuan yang dicapai dalam hubungan bilateral kedua negara, terutama setelah penandatanganan Rencana Strategis Kerjasama pada tahun 2019. Mereka menyatakan kepuasan dengan kemajuan yang dicapai di bidang pertahanan, pendidikan dan pertanian dan menegaskan kembali perlunya pendalaman lebih lanjut hubungan bilateral. Kerjasama di bidang-bidang seperti perdagangan dan investasi, ketahanan pangan, keamanan, farmasi, konten keuangan digital, pengembangan kapasitas, asuransi, perawatan kesehatan dan hubungan masyarakat.
Perdana Menteri dan Presiden Afrika Selatan menyambut baik kesepakatan yang dicapai di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bulan ini dalam mendukung produksi vaksin COV-19 di negara-negara berkembang. India dan Afrika Selatan telah mengajukan rencana pertama yang mengusulkan agar semua anggota WTO dibebaskan dari penegakan ketentuan tertentu dari Perjanjian TRIPS tentang pencegahan, pengendalian atau pengobatan Covit-19.
Kedua pemimpin menekankan perlunya koordinasi lanjutan di antara organisasi multilateral dan reformasi mereka, terutama di PBB.
Olaf Scholz, perdana menteri dan kanselir Jerman yang menjadi tuan rumah KTT G7, menekankan perlunya memajukan kemitraan pembangunan hijau dan berkelanjutan antara kedua negara. Diskusi antara kedua pemimpin mencakup isu-isu seperti aksi iklim, pendanaan iklim dan transfer teknologi. Juru bicara MEA Arindam Baxi mengatakan kedua pemimpin sepakat tentang perlunya memperdalam perdagangan, investasi dan hubungan dengan rakyat.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters