Seorang juru bicara militer mengatakan sekitar 50 penyerang, diyakini dari Tentara Pembebasan Papua Barat, telah menyerang posisi tersebut dan menyerang enam tentara dengan panah, arit dan kapak.
Para penyerang, yang diyakini pemberontak Papua Barat, menewaskan empat tentara dan melukai dua lainnya dalam serangan di sebuah pangkalan militer di bagian timur Indonesia yang bermasalah, kata para pejabat Kamis.
Juru bicara Komando Daerah Militer Papua Barat Hendra Besiran mengatakan sekitar 50 penyerang dari Tentara Pembebasan Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka, menyerang enam tentara Rabu pagi dengan panah, arit dan kapak. Dalam sebuah pernyataan.
Besireran mengatakan dua tentara yang terluka parah diberhentikan dari pos mereka di desa Kishore di distrik Mabrat untuk perawatan.
Lebih dari 30 pasukan militer dan intelijen bekerja sama untuk menemukan para penyerang.
Seorang juru bicara pemberontak tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Konflik antara penduduk asli Papua dan pasukan keamanan Indonesia sering terjadi di wilayah miskin Papua, bekas jajahan Belanda di bagian barat New Guinea yang secara etnis dan budaya berbeda dari sebagian besar wilayah Indonesia.
Papua dimasukkan ke Indonesia pada tahun 1969 setelah referendum yang didukung PBB. Sejak itu, pemberontakan tingkat rendah meletus di wilayah kaya mineral itu, yang terbagi menjadi dua provinsi, Papua dan Papua bagian barat.
Serangan gerilyawan telah meningkat pada tahun lalu, menewaskan puluhan gerilyawan, pasukan keamanan dan warga sipil.
Polisi pada hari Rabu menangkap empat tersangka anggota kelompok separatis Tentara Pembebasan yang dituduh membunuh dua pekerja konstruksi di distrik Yakukimo, di mana kedua mayat ditemukan terbakar di proyek jembatan pada 23 Agustus. Empat pekerja lainnya tewas beberapa hari lalu di distrik yang sama.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters