Kuota panen sudah ditetapkan
Tokek Rumah Biasa atau Asia (Hemidactylus frenatus) atau Ruma Chikak Asia dalam Bahasa Indonesia, kadal tersebut diyakini masih melimpah, ahli herpetologi dan pemburu mewawancarai CNA.
Kadal peliharaan bukan satu-satunya spesies tokek yang digunakan dalam pengobatan tradisional, namun pemerintah Indonesia telah menetapkan kuota untuk berbagai spesies.
Tahun ini kuota tangkapan tokek Asia sekitar 2,5 juta ekor. Kuota tangkapan tokek rumah ekor pipih (Hemidactylus platyurus) juga sekitar 2,5 juta ekor, sedangkan tokek cakar empat (Gehaira mutilata) sebanyak 2 juta ekor.
Mereka dapat ditangkap sebagai hewan peliharaan atau untuk dikonsumsi, kata Dr Satyawan Budhyatmoko, direktur jenderal perlindungan sumber daya alam dan lingkungan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Ada tiga spesies yang boleh diburu di provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta karena dianggap berpotensi untuk diekspor, kata Dr Satyawan.
Ia mengatakan, ada lebih dari lima pemegang izin ekspor yang bekerja sama dengan usaha kecil dan pemburu liar di desa-desa.
“Masyarakat di kampung membantu menangkap, mengumpulkan, memilah (kadal) menurut ukuran, mengeringkan, dan terakhir mengemas,” kata Dr Satyawan.
“Kegiatan ini bisa menjadi sumber pendapatan utama atau tambahan.”
Kementerian Lingkungan Hidup tidak memberikan informasi mengenai kuota ekspor dan volume ekspor aktual.
Di masa lalu, ekspor aktual beberapa spesies, seperti tokek Tokay, diketahui melebihi kuota.
Dari tahun 2013 hingga 2019, berdasarkan data Kementerian Perdagangan, lebih dari 79,5 juta tokek tokek diekspor oleh Indonesia, melebihi kuota panen pada periode tersebut, menurut laporan tahun lalu oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. .
Selain itu, hanya sekitar 1,7 juta izin ekspor legal yang dilaporkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dari tahun 2013 hingga 2019.
Kesenjangan tersebut disebabkan karena eksportir saat itu tidak perlu mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup. Pada tahun 2019, tokek tokek ditambahkan ke Lampiran II Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah untuk membatasi perdagangannya.
Tiongkok merupakan importir utama tokek tokek yang diyakini bermanfaat dalam menekan asma, meredakan batuk, serta mengobati diabetes dan penyakit lainnya.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters