JAKARTA (30 Oktober): Pembuat bahan baterai asal Tiongkok, CNGR Advanced Materials Co, berencana membangun fasilitas produksi terintegrasi senilai US$10 miliar (RM43,8 miliar) di Indonesia yang kaya akan nikel, kata pejabat lokal perusahaan tersebut pada hari Rabu.
Investasi tersebut akan berlangsung selama 10 hingga 15 tahun, dan perusahaan sedang mencari lokasi yang cocok untuk pabrik tersebut, kata Magdalena Veronica, Direktur CNGR Indonesia, kepada wartawan.
Proyek tersebut telah diberi status Rencana Strategis Nasional oleh pemerintah, yang akan memberikan manfaat tertentu termasuk pembebasan lahan, katanya. Hal ini akan membutuhkan lahan seluas 3.000 hingga 5.000 hektar (7.413 hingga 12.355 hektar), tambahnya.
“Investasinya mencapai USD 10,5 miliar dan akan dibagi dalam tiga tahap,” ujarnya.
Proyek ini merupakan upaya terbaru yang dilakukan oleh perusahaan yang didukung Tiongkok di industri pertambangan nikel terkemuka di Indonesia, yang melarang ekspor bijih nikel pada tahun 2020.
CNGR yang sudah memproduksi produk nikel kelas 1 asal Indonesia, berencana memproduksi produk prekursor baterai di fasilitas baru yang direncanakan, kata Veronica.
Perusahaan terbuka bagi mitranya untuk membangun pabrik pengolahan di lokasi yang direncanakan.
“Pelanggan kami mengatakan bahwa mereka akan dengan senang hati bergabung dengan kami setelah fasilitas terintegrasi ini dibangun,” katanya, seraya menambahkan bahwa CNGR memfokuskan investasinya pada produk baterai sementara perusahaan lain berinvestasi pada baterai atau produk lainnya.
Diunggah oleh Mahesan Varadaraja
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Igloo memasuki pasar D2C
Indonesia berencana mengimpor 1 juta ton beras dari India karena terlambat panen
Malaysia dan Indonesia menaikkan tarif ekspor