November 18, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Bayi gajah kehilangan separuh belalainya di jaring buru Indonesia

Bayi gajah kehilangan separuh belalainya di jaring buru Indonesia

Seekor bayi gajah di pulau Sumatra, Indonesia, belalainya dipotong setengah setelah pihak berwenang mengatakan itu adalah jebakan yang dibuat oleh pemburu liar pada hari Senin.

Yang terakhir dari 700 ekor gajah liar sumatera di pulau ini adalah gajah betina dewasa. Agus Arianto, kepala organisasi keamanan provinsi Aceh, mengatakan dia ditemukan sangat lemah pada hari Minggu di desa berhutan Alue Meuraksa di kabupaten Aceh Jaya, dengan lingkaran tertanam di batang yang hampir putus.

“Ini rupanya bertujuan mencari uang dengan berburu satwa langka,” kata Ariando dalam keterangannya. “Kami akan bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam penyelidikan.” Ariando mengatakan gajah tersebut ditinggalkan oleh sekawanan penggembala setelah kesehatannya memburuk akibat jebakan yang diduga dibuat oleh pemburu.

Bayi gajah sumatera yang kehilangan separuh belalainya dirawat di Pusat Konservasi Gajah di Aceh Besar, Indonesia, pada Senin, 15 November 2021. (AB)

Dia mengatakan petugas satwa liar pada hari Senin harus memotong setengah dari batangnya dalam operasi penyelamatan jiwa.

Pembela mengatakan virus corona Ketika penduduk desa kembali berburu karena alasan ekonomi, perburuan liar meningkat di Sumatera yang mewabah.

Pada bulan Juli, seekor gajah ditemukan tanpa kepalanya di sebuah kebun sawit di Aceh Timur. Polisi juga menangkap seorang tersangka pemburu bersama empat orang lainnya yang dituduh membeli gading dari bangkai hewan. Sidang mereka sudah berlangsung sejak bulan lalu. Jika terbukti bersalah, mereka menghadapi hukuman lima tahun penjara dan denda 100 juta rupee ($ 7.000).

Di Kabupaten Aceh Timur saja, jumlah gajah sumatera yang mati akibat jebakan dan keracunan mencapai 25 ekor dalam sembilan tahun terakhir, kata Ariando.

Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, atau IUCN, telah meningkatkan status gajah Sumatera dari daftar merah 2012 menjadi berbahaya, dengan lebih dari 69% kehilangan sebagian besar karena penurunan populasi yang signifikan. Kemungkinan habitat dalam 25 tahun terakhir – setara dengan satu generasi.

READ  Indonesia, Australia menghadapi pembatasan ekspor batu bara ke Eropa menjelang embargo Rusia


Menurut data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, jumlah gajah sumatera telah turun dari 1.300 pada tahun 2014 menjadi 693, penurunan hampir 50% selama tujuh tahun terakhir.

Gajah Sumatera adalah subspesies dari gajah Asia, salah satu dari hanya dua spesies di dunia.