JAKARTA (16 Oktober): Bank sentral Indonesia pada hari Rabu mempertahankan suku bunga tidak berubah seperti yang diharapkan, sebuah keputusan yang konsisten dengan tujuannya untuk menjaga inflasi dalam kisaran targetnya hingga tahun 2025.
Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga reverse repo 7 hari pada angka 6,00%, yang dipilih oleh sebagian besar ekonom. ReutersMenyusul keputusan mengejutkannya untuk menurunkan suku bunga bulan lalu.
Bank sentral mempertahankan suku bunga fasilitas simpanan semalam dan suku bunga fasilitas pinjaman masing-masing sebesar 5,25% dan 6,75%.
Gubernur Perry Vargio mengatakan keputusan tersebut dipengaruhi oleh ketidakpastian pasar global. Dia mengatakan BI akan terus menilai apakah ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut mengingat inflasi, stabilitas rupee, dan prospek pertumbuhan negara tersebut.
Pemotongan BI pada bulan lalu terjadi tepat sebelum penurunan suku bunga Federal Reserve AS. Sejak itu, rupee menjadi lebih fluktuatif terhadap dolar AS sebagai antisipasi penurunan suku bunga AS lebih lanjut. Inflasi tahunan di negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara ini mencapai 1,84% pada bulan lalu, terendah sejak tahun 2021 dan berada di batas bawah kisaran target BI sebesar 1,5% hingga 3,5%.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap stabil pada laju pasca-pandemi yang solid sebesar 5%, namun masih jauh di bawah target 8% yang ditetapkan oleh Prabowo Subianto, yang akan dilantik sebagai presiden pada hari Minggu.
BI mempertahankan prospek pertumbuhan ekonomi pada 4,7% hingga 5,5% tahun ini, dan memperkirakan pertumbuhan akan meningkat pada tahun depan.
Diunggah oleh Chng Shear Lane
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters