JAKARTA (ANTARA) – Abiriyani Rahayu (Apri) dan Sidi Fadia Silva Ramadanti mengukir sejarah pada Minggu saat pertama kali meraih medali perak ganda putri Indonesia dalam kurun waktu 28 tahun.
Pasangan Indonesia peringkat 12 dunia itu kalah 16-21, 12-21 dari pasangan China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan pada final di Kopenhagen, Denmark hingga finis sebagai runner-up. .
Abri/Fadia menjadi pasangan ganda putri Indonesia ketiga yang meraih medali perak Kejuaraan Dunia, setelah Werawati Fatjirin/Imelda Viguno (1980) dan Finarsih/Lili Tampi (1995).
Abri mengaku bersyukur dan bangga dengan hasil yang diperoleh, seraya menambahkan bahwa butuh proses panjang untuk bisa sampai sejauh ini.
“Sebelum Kejuaraan Dunia, performa kami buruk… kami berjanji untuk bermain lebih baik dan akhirnya kami mencapai hasil yang lebih baik di sini,” ujarnya dalam pernyataan, Minggu.
Abri/Fadia debut sebagai pasangan tahun lalu. Kurang dari setahun kemudian, setelah meraih dua gelar dari sembilan turnamen yang mereka ikuti pada tahun 2022, mereka sudah menduduki peringkat 15 besar dunia.
Abri yang menorehkan sejarah dengan meraih emas ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 bersama mantan pasangannya Gracia Bali, menduduki puncak BWF World Tour Super 750 Malaysia Open dan Super 500 Singapore Open tahun lalu bersama pasangan mudanya Fadia.
Mereka tidak memenangkan gelar apa pun tahun ini.
Berita terkait: Jinting mempertahankan gelar di Singapura Terbuka
Berita terkait: Indonesia raih juara umum ASEAN Para Badminton
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters